Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pohon Ara, sejenis pohon beringin yang banyak tumbuh di daratan Pulau Enggano menjadi daya tarik utama bagi burung migran untuk singgah di pulau terluar Provinsi Bengkulu itu.
"Keberadaan pohon ara sangat menjadi penentu bagi singgahnya burung-burung migran di Pulau Enggano karena buah pohon ini sangat menarik bagi satwa, termasuk burung," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Amon Zamora di Bengkulu.
Ia mengatakan buah ara dikonsumsi 60 spesies burung, termasuk lima jenis burung migran yang biasa singgah di pulau itu.
Lima jenis burung tersebut, dua diantaranya baru pertamakali singgah di Pulau Enggano yakni burung gajahan besar (numenius arquata) dan burung kecuit hutan (dendronanthus indicus).
Tiga jenis lainnya yakni Trinil-lumpur Asia (limnodromus semipalmatus), cangak abu (ardea cinerea) dan cangak merah (ardea purpurea) cukup sering singgah di pulau itu.
Dari sejumlah literatur diketahui dua jenis burung yang baru muncul itu biasanya singgah di perairan kawasan Timur Sumatra.
Migrasi burung tersebut di Pulau Merbau, salah satu pulau kecil seluas 6,8 hektare sebelah selatan Pulau Enggano, membuat masyarakat Enggano menyebut burung tersebut sebagai burung merbau.
"Tapi eksploitasi terhadap pohon ara semakin tinggi, terutama akibat pembukaan lahan untuk berkebun," katanya.
Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu proses migrasi burung-burung di pulau berpenghuni 3.000 jiwa itu.
Namun, keberadaan pohon ara di kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan BKSDA Bengkulu kata dia masih tergolong bagus.
"Dapat dilakukan perbanyakan tanaman pohon ara ini dan kami sudah mensosialisasikan kepada warga agar tidak menebang pohon ara karena ini sangat penting bagi satwa yang ada di pulau itu," katanya.
Selain menjadi makanan bagi burung migran, buah ara juga menjadi favorit bagi burung endemik Pulau Enggano antara lain burung kacamata, burung celepuk Enggano, kuam kerdil, dan beo Enggano. (rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Keberadaan pohon ara sangat menjadi penentu bagi singgahnya burung-burung migran di Pulau Enggano karena buah pohon ini sangat menarik bagi satwa, termasuk burung," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Amon Zamora di Bengkulu.
Ia mengatakan buah ara dikonsumsi 60 spesies burung, termasuk lima jenis burung migran yang biasa singgah di pulau itu.
Lima jenis burung tersebut, dua diantaranya baru pertamakali singgah di Pulau Enggano yakni burung gajahan besar (numenius arquata) dan burung kecuit hutan (dendronanthus indicus).
Tiga jenis lainnya yakni Trinil-lumpur Asia (limnodromus semipalmatus), cangak abu (ardea cinerea) dan cangak merah (ardea purpurea) cukup sering singgah di pulau itu.
Dari sejumlah literatur diketahui dua jenis burung yang baru muncul itu biasanya singgah di perairan kawasan Timur Sumatra.
Migrasi burung tersebut di Pulau Merbau, salah satu pulau kecil seluas 6,8 hektare sebelah selatan Pulau Enggano, membuat masyarakat Enggano menyebut burung tersebut sebagai burung merbau.
"Tapi eksploitasi terhadap pohon ara semakin tinggi, terutama akibat pembukaan lahan untuk berkebun," katanya.
Kondisi ini dikhawatirkan akan mengganggu proses migrasi burung-burung di pulau berpenghuni 3.000 jiwa itu.
Namun, keberadaan pohon ara di kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan BKSDA Bengkulu kata dia masih tergolong bagus.
"Dapat dilakukan perbanyakan tanaman pohon ara ini dan kami sudah mensosialisasikan kepada warga agar tidak menebang pohon ara karena ini sangat penting bagi satwa yang ada di pulau itu," katanya.
Selain menjadi makanan bagi burung migran, buah ara juga menjadi favorit bagi burung endemik Pulau Enggano antara lain burung kacamata, burung celepuk Enggano, kuam kerdil, dan beo Enggano. (rni)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012