Bengkulu (Antara) - Ketua DPD RI, Irman Gusman mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai krisis pangan yang mulai melanda dunia, salah satunya menimpa negara Venezuela.
"Kedaulatan pangan menjadi hal yang mutlak untuk menjamin ketahanan negara, karena itu urusan pangan harus jadi prioritas negara," kata Irman saat meninjau gudang beras milik Badan Urusan Logistik Divisi Regional Bengkulu di Kota Bengkulu, Kamis.
Menurut Irman, saat ini dunia sedang menghadapi tiga krisis yakni finansial (Finance), krisis pangan (Food) dan krisis energi (Fuel).
Salah satu cara untuk menghindari krisis pangan, Irman menyarankan pemerintah untuk memperkuat peran Bulog sebagai stabilitator harga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kesejahteraan masyarakat bisa anjlok dalam tempo singkat bila harga-harga melambung tinggi," kata dia.
Stabilisasi harga kata Irman berarti biaya produksi petani untuk menghasilkan beras dan harga beli masyarakat tidak jauh ketimpangannya.
Dengan begitu, kedua pihak yakni produsen dalam hal ini petani dan konsumen yakni masyarakat pembeli harus dilindungi dan sama-sama sejahtera.
Sementara Kepala Bulog Divre Bengkulu, Imran Rasidi Abdullah mengatakan saat ini Bulog berfungsi sebagai penyalur dan penyerap beras.
"Bulog Bengkulu saat ini memimpin capaian penyerapan beras petani dari Bulog lain di Indonesia," kata Imran.
Ia mengatakan pemerintah pusat menetapkan kuota serapan beras petani di wilayah Provinsi Bengkulu sebanyak 9.000 ton dan saat ini serapan sudah mencapai 4.052 ton.
Dengan realisasi serapan tersebut, pihaknya optimistis target serapan beras petani setempat bisa mencapai 13.000 ton pada akhir tahun atau melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Namun, kendala yang dihadapi menurut dia adalah keterbatasan sarana gudang yang hanya berkapasitas 13.500 ton.
"Beras sejahtera yang harus disalurkan ditambah lagi beras serapan dari petani membuat gudang sesak dan kami terpaksa menyewa gudang di kabupaten," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Kedaulatan pangan menjadi hal yang mutlak untuk menjamin ketahanan negara, karena itu urusan pangan harus jadi prioritas negara," kata Irman saat meninjau gudang beras milik Badan Urusan Logistik Divisi Regional Bengkulu di Kota Bengkulu, Kamis.
Menurut Irman, saat ini dunia sedang menghadapi tiga krisis yakni finansial (Finance), krisis pangan (Food) dan krisis energi (Fuel).
Salah satu cara untuk menghindari krisis pangan, Irman menyarankan pemerintah untuk memperkuat peran Bulog sebagai stabilitator harga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kesejahteraan masyarakat bisa anjlok dalam tempo singkat bila harga-harga melambung tinggi," kata dia.
Stabilisasi harga kata Irman berarti biaya produksi petani untuk menghasilkan beras dan harga beli masyarakat tidak jauh ketimpangannya.
Dengan begitu, kedua pihak yakni produsen dalam hal ini petani dan konsumen yakni masyarakat pembeli harus dilindungi dan sama-sama sejahtera.
Sementara Kepala Bulog Divre Bengkulu, Imran Rasidi Abdullah mengatakan saat ini Bulog berfungsi sebagai penyalur dan penyerap beras.
"Bulog Bengkulu saat ini memimpin capaian penyerapan beras petani dari Bulog lain di Indonesia," kata Imran.
Ia mengatakan pemerintah pusat menetapkan kuota serapan beras petani di wilayah Provinsi Bengkulu sebanyak 9.000 ton dan saat ini serapan sudah mencapai 4.052 ton.
Dengan realisasi serapan tersebut, pihaknya optimistis target serapan beras petani setempat bisa mencapai 13.000 ton pada akhir tahun atau melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
Namun, kendala yang dihadapi menurut dia adalah keterbatasan sarana gudang yang hanya berkapasitas 13.500 ton.
"Beras sejahtera yang harus disalurkan ditambah lagi beras serapan dari petani membuat gudang sesak dan kami terpaksa menyewa gudang di kabupaten," katanya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016