Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu mulai mengkaji rencana reklamasi salah satu pulau terluar yang menjadi objek wisata utama, yakni Pulau Tikus.

Wakil Wali Kota Bengkulu, Patriana Sosialinda di Bengkulu, Rabu, mengatakan, rencana tersebut mengingat luas pulau semakin terbatas oleh rangkaian abrasi yang terjadi.

"Kami mulai kaji secara akademis, apakah dampak positifnya lebih banyak dari pada dampak negatif, dan juga aspek hukum," kata dia.

Pemerintah kota tidak mau proses reklamasi terhenti akibat terhalang permasalahan hukum, sedangkan biaya untuk program tersebut cukup mahal.

"Oleh karena itu, sebelum kita memulai aksi, sebaiknya semuanya klir, sangat rugi sekali jika sudah setengah jalan ternyata di setop," katanya.

Kunjungan wisata ke Pulau Tikus mulai diminati wisatawan nasional dan asing, oleh karena keindahan alam yang ditawarkan cukup unik di bandingkan lokasi wisata lainnya.

"Disana ada keramba apung, ada wisata menyelam dengan terumbu karang yang indah dan ikan hias yang berada di sekeliling kita ketika menyelam," kata wakil wali kota.

Salah satu jenis ikan yang menarik minat pengunjung yakni ikan Nemo atau dengan nama ilmiah Anemon. Namun luas daratan pulau tikus menjadi kendala daya tampung pelancong.

"Pulau Tikus luasnya hanya sekitar 0,6 hektare lagi, tidak cukup untuk menampung peminat," ucapnya.

Dengan reklamasi, setidaknya Pemerintah Kota Bengkulu berupaya mengembalikan luas daratan pulau tersebut menjadi luas semula, yakni sekitar dua hektare.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016