Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia menyarankan Provinsi Bengkulu agar menyalurkan zakat mulai dari awal Ramadhan 1437 Hijriah, demi menekan risiko terjadinya lonjakan inflasi.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan di Bengkulu, Jumat mengatakan masyarakat lazimnya menyalurkan zakat pada minggu terakhir Ramadhan, atau seminggu sebelum Lebaran.

"Jika memusatkan penyaluran pada waktu tertentu seperti sebelum lebaran, ini akan memicu pola konsumsi masyarakat secara berlebihan," kata dia.

Pada akhir Ramadhan, distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat mulai tersendat oleh karena jalur transportasi mulai dimanfaatkan untuk mudik.

"Artinya stok tetap, sementara konsumsi meningkat, ini yang memberikan dampak inflasi," katanya.

Bambang juga mendorong berbagai badan amil zakat (BAZ) di Bengkulu dalam mengelola zakat, infak dan sedekah dari warga juga dibagikan bertahap dari awal sampai akhir Ramadhan.

"Jika harga tidak mengalami kenaikan, artinya ini juga ikut membantu masyarakat agar tetap mendapatkan berbagai keperluan dengan yang terjangkau," ucapnya.

Pada triwulan II 2016 termasuk saat Ramadhan 1437 Hijriah, BI memprediksi inflasi Bengkulu berkisar pada angka 4,6--5,1 persen (yoy). Sementara, untuk pertumbuhan ekonomi Bengkulu, diperkirakan pada rentang 4,9--5,4 persen (yoy).

"Puasa cukup memberikan pengaruh terhadap perekonomian, peningkatan terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat pada periode puasa," ujarnya.

Perekonomian Bengkulu diperkirakan meningkat karena sektor penopang utama, yakni sektor konsumsi meningkat pada triwulan II 2016. Namun dengan meningkatnya konsumsi, inflasi juga bisa melonjak jika stok yang tersedia tidak mampu memenuhi kebutuhan atau permintaan masyarakat.***4*** 

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016