Baturaja (Antara) -  Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pemberdayaan Lingkungan Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan menyatakan ruang terbuka hijau di Kota Baturaja semakin minim, karena sebagian besar telah beralih fungsi akibat pembangunan.

"Sangat disayangkan ruang terbuka hijau di Kota Baturaja telah beralih fungsi dan kondisi itu sangat disayangkan," kata Direktur Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pemberdayaan Lingkungan (LP3L) Ogan Komering Ulu (OKU), Yunizir Jakfar di Baturaja, Minggu.

Ia menilai, sekarang ini ruang terbuka hijau keberadaannya minim dan seakan lenyap atau hilang tergerus pembangunan, misalnya di pasar-pasar yang ada di tengah kota semakin minim pohon-pohon rindang di sana.

"Seharusnya di sana ada ruang terbuka hijau. Sekarang ini tak nampak lagi. Ruang terbuka hijau ini hilang tergerus pengembangan pembangunan pasar," kata Yunizir.

Dia mengatakan,  pengembangan pasar sekarang ini terkesan asal bangun, sehingga tidak sesuai lagi dengan tujuan awal.

"Sekarang malah pengembangan pasar saja yang lebih diperhatikan, sementara keberadaan ruang terbuka hijau diabaikan dan sudah semakin menghilang," katanya.

Sementara, Wansah (35), warga Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur membenarkan apa yang disampaikan oleh pihak LP3L.

Menurut dia, dulu pada saat dirinya masih kecil sangat mudah dijumpai ruangan terbuka hijau di Kota Baturaja.

Ia mencontohkan, di seputaran lokasi rumahnya dahulu merupakan lokasi hutan kecil yang sangat rindang dan teduh, karena ditumbuhi pohon-pohon hijau.

Namun sayangnya, sekarang pohon-pohon tersebut satu persatu ditebang dan digantikan oleh sarana kepentingan umum seperti dibangun gedung perkantoran  bahkan sarana pabrik.

"Seharusnya seiring penataan kota dan pembangunan gedung, kepentingan ruang terbuka hijau juga harus diperhatikan dan menjadi program yang harus diwujudkan oleh pemerintah daerah," katanya. ***4***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016