Rejanglebong (Antara) - Produksi kolang-kaling atau "beluluk" asal Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menjelang bulan puasa Ramadhan 1437 Hijriah setiap harinya dijual ke Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut keterangan Suparman (52), perajin kolang-kaling di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Selasa, setiap harinya ada puluhan ton beluluk yang dihasilkan perajin di daerah itu dikirim ke Kota Palembang.

"Saat ini produksi perajin beluluk di Desa Air Meles Atas ini dijual ke Kota Palembang, setiap sore ada yang mengambilnya. Di Desa Air Meles Atas ini perajin beluluk ini jumlahnya mencapai 50 orang," katanya.

Kolang-kaling yang merupakan buah aren itu kata dia, khusus untuk wilayah desanya itu cukup melimpah dan hampir di setiap lahan warga terdapat tanaman itu. Buah beluluk mentah ini dijual pemilik lahan atau petani kepada mereka per janjang atau tandan Rp20.000, yang jika diolah bisa menghasilkan 1,5-2 kaleng beluluk segar.

Sedangkan buah beluluk yang dihasilkan perajin ini setiap harinya bisa mencapai tiga hingga enam kaleng beluluk atau setara 50-110 kg.

Buah beluluk yang sudah jadi itu dibeli oleh pedagang penampung seharga Rp5.000 per kg, harga ini mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp3.500 per kg, harga ini diperkirakan akan terus naik sampai memasuki bulan puasa mendatang.

Pengolahan buah yang kebanyakan dijadikan bahan campuran pembuatan kolak untuk berbuka puasa itu tambah dia, cukuplah mudah dengan cara hanya merebusnya 1,5 jam dan kemudian buahnya dikupas dengan cara dibelah dua.

"Buah beluluk yang bagus berwarna putih bersih, kemudian buahnya kenyal dan tidak lembek. Buah yang bagus seperti ini tanpa menggunakan pengawet jika sudah dibersihkan akan mampu bertahan hingga satu bulan," jelasnya. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016