Rejanglebong (Antara Bengkulu) - Menjelang datangnya bulan Ramadhan
1434 Hijriah perajin manisan kolang-kaling di sejumlah kecamatan di
Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mulai bermunculan.
Pantauan sejumlah perajin kolang-kaling itu terlihat di Desa Air
Meles Atas, Kecamatan Curup Tengah, kemudian di sejumlah desa dalam
Kecamatan Binduriang, Curup Selatan serta beberapa kecamatan lainnya.
Mereka sejak jauh-jauh hari mulai memeroduksi buah aren guna dijadikan
manisan kolang-kaling untuk memenuhi permintaan warga kota dan kabupaten
di Sumsel, bahkan sampai ke kota-kota di Jawa.
"Ini semua pesanan dari pedagang pengumpul untuk dijual ke Bandung,
mereka memesan sejak sebulan sebelum datangnya puasa. Kolang-kaling yang
sudah jadi disimpan di bak penampungan dan jika sudah banyak akan
diambil pemesan," kata Sukri (43) salah seorang perajin kolang-kaling di
Desa Air Meles Atas, Senin.
Manisan kolang-kaling yang dihasilkan warga daerah itu kata dia,
setiap tahunnya bisa mencapai puluhan ton. Buah yang diambil dari pohon
aren tersebut dijual ke pedagang pengumpul atau mereka sebut "toke" guna
memenuhi permintaan luar daerah, sedangkan untuk permintaan pedagang
lokal biasanya baru ada beberapa hari memasuki puasa.
Manisan kolang-kaling atau di daerah ini disebut "beluluk" yang
biasanya dijadikan kolak untuk berbuka puasa itu saat ini mereka jual
seharga Rp3.000 hingga Rp4.500 per kg, tergantung dengan kualitas
buahnya. Buah itu sendiri mereka beli dari petani gula aren, per tandan
yang beratnya bisa mencapai 25 kg, dengan harga Rp15.000 - Rp20.000 per
tandan.
Sementara itu menurut Karman (56) perajin kolang-kaling di kawasan
dua jalur, Kelurahan Talang Rimbo Lama, Kecamatan Curup Tengah, untuk
memenuhi permintaan manisan kolang-kaling dari Jawa setiap tahunnya
pemesan langsung mengirimkan pekerja untuk mengolah buah beluluk dari
kebun warga.
"Pada tahun-tahun sebelumnya toke dari Jawa langsung mengirimkan
pekerjanya untuk memenuhi permintaan kolang-kaling baik permintaan
pabrik maupun pedagang manisan kolang-kaling. Mereka biasanya mengontrak
rumah kemudian membeli buah dari kebun dan mengolahnya serta langsung
mengirimnya ke Jawa," ujarnya.
Stok buah kolang-kaling mentah di daerah itu tambah dia, saat ini
sangat banyak sehingga pengolahannya membutuhkan tenaga khusus, karena
buah ini harus direbus terlebih dahulu kemudian dikupas guna memisahkan
daging buah dengan cangkangnya. Kendati produksinya menguras tenaga dan
waktu yang lama, namun buah ini setiap tahunnya menjadi salah satu menu
favorit umat Muslim untuk berbuka puasa. (Antara)
Perajin kolang-kaling mulai bermunculan
Senin, 24 Juni 2013 20:17 WIB 1878