Rejang Lebong (ANTARA) - Puluhan perajin kolang-kaling di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mulai bermunculan memanfaatkan potensi buah aren yang banyak tumbuh di wilayah itu, menjelang datangnya Ramadhan 1441 Hijriah.
Seorang perajin kolang-kaling, Madon (34) di Dusun VI Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Kamis, mengatakan dirinya saat ini setiap minggunya bisa menjual hingga 1 ton kolang-kaling segar, padahal sebelumnya permintaan ini paling banyak 500 kg per minggu.
"Permintaan kolang-kaling ini akan terus meningkat hingga memasuki bulan puasa Ramadhan nanti. Kolang-kaling ini kami jual ke pedagang pengepul yang ada di desa sini, dan selanjutnya mereka jual ke Palembang, Bandung, Jakarta dan tempat lainnya," ujar dia.
Produksi kolang-kaling atau disebut warga setempat "beluluk" itu tambah dia, baru muncul mendekati bulan puasa Ramadhan saja, di mana mereka memanfaatkan buah aren yang banyak tumbuh di desa itu.
"Saat ini harga kolang-kaling di tingkat perajin masih berkisar Rp4.000 per kg, dan jika mendekati bulan puasa bisa mencapai Rp7.000 hingga Rp8.000 per kg," jelasnya.
Kolang-kaling yang biasanya dijadikan kolak atau campuran sop buah untuk berbuka puasa ini sebelum diolah mereka ambil dari kebun dan sebagian lagi dibeli dari kebun warga lainnya dengan harga per tandan Rp10.000, di mana per tandannya setelah dilakukan perebusan dan pengupasan bisa menghasilkan hingga 50 kg kolang-kaling bersih.
Untuk mengolah kolang-kaling ini Madon dibantu oleh dua orang pekerja, dan setiap harinya bisa menghasilkan 50-60 kg kolang-kaling, namun produksi ini masih tergantung dengan jumlah pekerja yang membantunya terutama untuk pengupasan buah.
Sementara itu, Kepala Dusun VI Desa Air Meles Atas, Arohman di tempat terpisah mengatakan luas kebun aren di wilayah itu mencapai ratusan hektare. "Untuk di dusun ini saja ada ratusan hektare, belum lagi di dusun lainnya. Desa Air Meles Atas ini merupakan sentra dari tanaman aren di Rejang Lebong dengan produksi gula arennya dalam setiap harinya antara 8-10 ton," jelas dia.
Tanaman aren yang tumbuh di wilayah itu kata dia, selain dimanfaatkan untuk diambil air niranya yang digunakan membuat gula aren yang saat ini di tingkat perajin sudah berkisar Rp12.500 hingga Rp13.000 per kg, juga ijuknya di pasarkan hingga ke Pulau Bali dengan harga Rp2.000 per kg.
"Dari tanaman aren ini banyak sekali yang bisa dihasilkan, mulai dari air niranya untuk pembuatan gula batok, kemudian ijuknya untuk kerajinan yang telah dipasarkan ke Pulau Bali serta buahnya dijadikan kolang kaling," tambahnya.
Jelang Ramadhan, penjual kolang-kaling bermunculan di Rejang Lebong
Kamis, 5 Maret 2020 11:12 WIB 2615