Beijing (Antara) - Sajian kuliner Indonesia bercita rasa tinggi dengan bendera "Wonderful Indonesia" memeriahkan "ASEAN-Cina Gourmet Festival", serangkaian Pekan ASEAN-Tiongkok memperingati 25 tahun kemitraan dialog ASEAN dan Tiongkok, Senin 930/5) malam.
Kue pastel, lemper modifikasi, beserta wedang jahe, jus jeruk, dan jus semangka menjadi kudapan ringan bagi para tamu undangan yang hadir sebelum memulai acara puncak.
Ditampilkan pula kerupuk udang, kripik singkong, serta kripik apel dan salak khas Malang, Jawa Timur.
Usai menyaksikan tarian Lenggang Nyai oleh Sanggar Tari Pelangi, Guangzhou, Sekjen ASEAN-Tiongkok Yang Xiuping, Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo dan beberapa duta besar serta perwakilan duta besar negara ASEAN menikmati santap malam.
Santap malam dibuka dengan lumpia, kentang isi ayam mirip kroket, dan tahu goreng isi telur, juga dibalut tepung roti. Selanjutnya, para tamu undangan disajikan sop buntut dalam porsi kecil, dan salad udang yang disajikan dengan sambal kacang, layaknya gado-gado.
Untuk menu utama disajikan nasi goreng sapi dan potongan ikan kakap panggang saus asam manis, dilanjutkan dengan menu penutup berupa puding karamel dan potongan buah.
Selain aneka makanan, dalam santap malam tersebut disajikan pula tiga jenis minuman, yakni air putih, jus jeruk, dan bajigur.
Sambil menikmati hidangan yang tersaji, para tamu undangan juga disuguhi tari Merak dan alunan musik tradisional.
Seluruh pramusaji pada malam itu mengenakan kain tradisional Indonesia, seperti batik dan tenun.
Dekorasi restoran pun dihiasi ornamen tradisional khas Indonesia, seperti wayang golek, satu set gamelan, dan lukisan beberapa tarian Indonesia, serta objek wisata menarik di Indonesia, seperti tari Pendet dan Gunung Bromo.
Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo mengatakan, "Selain memiliki keragaman budaya dan tradisi, Indonesia memiliki aneka macam kuliner khas dengan cita rasa yang unik. Indonesia memiliki keragaman kuliner dengan cita rasa beragam rari Sabang sampai Merauke."
Ia menambahkan, "Melalui kuliner kita dapat mengenal dan memahami budaya dan tradisi suatu daerah atau negara tertentu. Setiap negara ASEAN, memiliki kuliner yang beragam, dengan keunikan cita rasa yang berbeda-beda. Begitu pula dengan Tiongkok."
Oleh karena itu, melalui festival tersebut masing-masing negara ASEAN dan Tiongkok dapat saling mengenal keragaman kuliner yang ada. "Dengan pemahaman yang baik tentang budaya dan tradisi antarnegara ASEAN dan Tiongkok, hubungan kedua pihak akan makin baik pula," tutur Soegeng.
Hal senada diungkapkan Sekjen ASEAN-Tiongkok Yang Xiuping yang mengatakan bahwa kuliner mencerminkan kekayaan tradisi dan adat istiadat, sejarah, serta kebudayaan sebuah etnis.
"Pertukaran kebudayaan kuliner memegang peranan penting untuk menciptakan saling pemahaman, untuk mendukung persahabatan dan kemitraan antarbangsa, khususnya ASEAN dan Tiongkok," katanya.
Melalui Festival Makanan ASEAN-Tiongkok, yang menampilkan kuliner Indonesia, yang mewakili keberagaman budaya, keindahan alam, hingga mampu menarik turis Tiongkok ke Indonesia, secara umum akan mendukung hubungan antarmasyarakat antara ASEAN dan Tiongkok, demikian Yang Xiuping.
Aneka kuliner Indonesia yang disajikan pada ASEAN-Cina Gourmet Festival itu disajikan oleh dua juru masak asal Indonesia, yakni Saleh dan I Nyoman Sunada, dibantu satu juru masak dari Tiongkok. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016