Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu saat ini membatasi akses lalu lintas masuknya hewan ternak dari luar wilayah Bengkulu, guna menghindari meningkatnya kasus wabah septicaemia epizootica atau sapi ngorok.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu Indah Permatasari di Kota Bengkulu Rabu mengatakan, selain membatasi akses masuknya hewan ternak, pihaknya juga memberikan vaksin kepada hewan ternak yang sehat guna menekan penyebaran wabah sapi ngorok tersebut.
 
"Saat ini kami membatasi akses masuknya hewan ternak dari luar Provinsi Bengkulu, dan kami juga terus melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak yang belum terjangkit wabah sapi ngorok," ujarnya.
 
Ia menyebutkan bahwa saat ini pihaknya terus berupaya melakukan penanganan penyakit ngorok tersebut, salah satunya dengan terus menyalurkan vaksin ke wilayah yang telah terjangkit wabah sapi ngorok.
 
Hal tersebut dilakukan, sebab hingga saat ini sebanyak 985 hewan ternak jenis sapi dan kerbau telah terinfeksi wabah sapi ngorok dan 222 di antaranya mati.
 
Selain itu, sebanyak 8.801 ternak diantaranya beresiko terserang wabah tersebut yang berada di empat wilayah yang ada di Provinsi Bengkulu.
 
Sementara untuk kasus sapi ngorok di Provinsi Bengkulu paling banyak berada di Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu mencapai 819 kasus, kemudian Kabupaten Kaur, Kabupaten Seluma, dan Kota Bengkulu.
 
Pemerintah Kota Bengkulu mencatat bahwa sejak Januari hingga saat ini sebanyak sembilan ekor sapi di wilayah tersebut telah terinfeksi virus wabah septicaemia epizootica atau penyakit ngorok.
 
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu Henny Kusuma Dewi menerangkan, sembilan ekor sapi tersebut berasal dari luar daerah, dan masuk ke Kota Bengkulu dengan telah terinfeksi penyakit ngorok.
 
Karena itu, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan pengobatan agar penyakit ngorok tersebut tidak menyebar ke hewan ternak milik warga lainnya.
 
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bengkulu yaitu memberikan pengobatan terhadap hewan yang terinfeksi penyakit ngorok, sebab jangka waktu penyembuhan sapi yang terjangkit penyakit ngorok adalah dua pekan, dan saat ini kondisi hewan terinfeksi telah mulai berangsur membaik.
 
Kemudian, lanjut Henny, pihaknya terus memberikan sosialisasi kepada para peternak di wilayah tersebut agar berhati-hati dan teliti saat membeli sapi di luar daerah.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024