Lima murid SMA di Manokwari, Papua Barat berhasil menemukan ramuan minuman kopi yang berfungsi menetralkan hipertensi sekaligus mencegah stroke.

Kelima murid tersebut adalah Yisrael Rumadas (SMAN 1 Manokwari), Evelin Payungallo ( SMAN 1 Manokwari), Salzabila Soraya (SMAN 1 Manokwari), Agrielycia Pondan (SMAN 2 Manokwari), dan Bherlind Tangdiaga (SMA N 2 Manokwari).  

"Kami berkompetisi melawan murid SMA dari 24 negara dan berhasil mendapatkan medali emas kategori life science terkait penemuan ilmu hayat untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan standar hidup," ujar Ketua Tim II Papua Bisa Salzabila Soraya di Manokwari, Rabu.

Hasil karya kelima murid yang tergabung dalam Tim II Papua Bisa Manokwari tersebut berhasil meraih medali emas dalam International Science and Invention Fair (ISIF) di Bali pada 5-9 November 2024.

Ramuan kopi yang mampu menetralkan hipertensi tersebut merupakan hasil kerja keras penelitian mereka selama tujuh bulan yang kemudian diikutsertakan dalam kompetisi tingkat internasional ISIF.

Salzabila bersama teman-teman melakukan penelitian tersebut karena berdasarkan data kesehatan tahun 2021, terdapat 13.508 kasus hipertensi 5.908 stroke di Papua.

Ia menjelaskan, ramuan minuman kopi tersebut menggunakan bahan kopi Arabica dari Wamena, Papua yang dicampur dengan tanaman endemik Papua yaitu Tanaman Akway (Drymis piperita Hook).

Dimana prosesnya kulit kayu Akway dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 50 derajat celsius, kemudian dilakukan dihaluskan lalu dicampur kopi arabica yang diroasting tingkat medium.

"Setelah melalui uji laboratorium ramuan kopi tersebut mampu menetralkan hipertensi dan mencegah stroke. Ramuan tersebut akhirnya mendapat pengakuan dari ISIF dan akan kita kembangkan lagi," ujarnya.

Ia mengatakan, perolehan medali emas dari ISIF menjadi bukti bahwa anak-anak Papua juga bisa berkiprah pada kompetisi tidak hanya nasional, bahkan internasional.

"Untuk mencapai prestasi hanya membutuhkan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin. Saya berharap medali emas ini jadi motivasi dan inspirasi anak muda Papua untuk bisa lebih berkarya," ujarnya.

Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Manokwari Lucinda Patricia Mandobar menjelaskan, anak-anak tersebut telah melakukan penelitian dengan kerja keras dan disiplin tinggi.

Untuk mendapatkan resep ramuan tersebut, setiap anak setidaknya harus mempelajari 10 jurnal pengetahuan dengan bimbingan Yayasan Indonesia Sejahtera Barokah (YISB) melalui program Papua Terang.

"Selama tujuh bulan proses pembinaan, mereka harus bisa disiplin membagi waktu antara sekolah dan penelitian. Mereka mampu melewati kerja keras tersebut dan akhirnya bisa mendapatkan medali emas," ujarnya.

Perwakilan Dinas Pendidikan Manokwari Yakobus Hindom mengatakan torehan anak-anak tersebut tidak hanya membanggakan pribadi ataupun sekolah, tapi juga mengharumkan nama Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat di ajang internasional.
 

Pewarta: Ali Nur Ichsan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024