Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu mengimbau badan amil zakat (BAZ) setempat mulai membagikan zakat, sedekah maupun infak ke masyarakat penerima demi menekan risiko lonjakan inflasi.

Deputi Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu, Christin Sidabutar di Bengkulu, Kamis mengatakan dengan penyaluran zakat maupun sedekah dari H-14 lebaran akan berdampak positif terhadap pola konsumsi masyarakat.

"Kalau dibagikan langsung pas menjelang lebaran, artinya konsumsi masyarakat melonjak drastis, ini yang menyebabkan kekurangan stok barang, dan membuat inflasi menjadi tinggi," kata dia.

Selain itu, pola konsumsi masyarakat yang melonjak secara drastis juga memberikan peluang bagi para spekulan untuk "memainkan" harga bahan pokok di pasaran karena permintaan tinggi.

Dengan membagikan mulai H-14 menjelang lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah, artinya pola konsumsi masyarakat sampai saat lebaran akan relatif stabil, dan permintaan barang di pasaran juga akan ikut stabil.

"Tidak hanya BAZ, kita juga mengimbau pada masyarakat yang akan membayar zakat agar tidak terpaku pada satu waktu menjelang lebaran saja, mulai dari sekarang juga bisa dan tidak mengurangi hakikatnya," kata dia lagi.

Jika pola konsumsi masyarakat sampai menjelang lebaran tetap stabil dan tidak ada lonjakan berarti, Bank Indonesia memprediksi tekanan inflasi Provinsi Bengkulu akan melambat walaupun pada triwulan II 2016 memasuki gelaran puasa Ramadhan 1437 Hijriah.

Pada triwulan I 2016, tekanan inflasi dicatat sebesar 5,93 persen (yoy), sementara pada triwulan II, BI memprediksi angka inflasi akan berada pada kisaran 4,6-5,1 persen (yoy) atau melambat sekitar 0,8-1,3 persen (yoy).

"Jamaknya, jika pada puasa, konsumsi akan semakin tinggi, hal ini akan menekan harga di pasaran dan memacu inflasi semakin tinggi, namun pasokan yang cukup kali dan pola konsumsi masyarakat yang stabil bisa membuat perlambatan inflasi," ujarnya. ***3*** 

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016