Rejanglebong (Antara) - Pejabat Lapas Kelas II-A Curup, Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan penghuni tempat menjalani hukuman bagi pelaku tindak kejahatan itu saat ini didominasi pelaku kejahatan seksual.

Kabid Pembinaan dan Pendidikan (Binadik) Lapas Kelas II-A Curup, Agung Hascahyo, di Rejanglebong, Minggu, menjelaskan para pelaku tindak kejahatan yang sedang menjalani masa penahanan di lapas tersebut berasal dari tiga kabupaten yakni Rejanglebong, Kepahiang dan Kabupaten Lebong.

"Dari 611 jumlah penghuni Lapas Kelas II-A Curup saat ini didominasi oleh pelaku tindak kejahatan yang dijerat oleh Undang Undang Perlindungan Anak atau kasus pencabulan," katanya.

Selain kasus pencabulan, para narapidana atau warga binaan yang menjalani hukuman penahanan di Lapas Kelas II-A Curup ini juga dihukum atas keterlibatan dalam sejumlah kasus pidana lainnya seperti kasus narkoba, kemudian pencurian dengan kekerasan (curas), pembunuhan, pencurian, tindak pidana korupsi dan beberapa kasus lainnya.

Dari 611 jumlah penghuni lapas tersebut tambah dia, terdiri dari narapidana sebanyak 460 orang dan yang berstatus tahanan titipan kepolisian dan kejaksaan sebanyak 151 orang.

Sedangkan untuk tahanan dan warga binaan berstatus anak-anak berjumlah tiga puluh orang, dimana kasus pelanggaran hukum yang mereka lakukan juga kebanyakan melanggar berhubungan dengana asulia dan dijerat UUPA No.35/2014, tentang Perlindungan Anak.

Untuk membina mental kalangan warga binaan ini pihaknya kata dia, selama bulan puasa ramadhan 1437 Hijriyah tahun ini diisi dengan berbagai kegiatan positip yang sifatnya rutin seperti pengajian, ceramah agama, shalat tarawih berjamaah serta belajar mengaji.

"Tahun ini tidak ada kegiatan pesantren ramadhan di Lapas Kelas II-A Curup, karena tidak ada anggarannya, kendati demikian kegiatan rutin bidang keagamaan tetap berjalan seperti kegiatan belajar mengaji, shalat berjamaah, ceramah agama maupun shalat tarawih berjamaah," ujarnya.***2***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016