Bengkulu (Antara) - Puluhan aktivis Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia menanam ratusan pohon mangrove, ketapang dan cemara laut di Muara Jenggalu, kawasan pesisir Kota Bengkulu.

"Penanaman ini untuk melestarikan lingkungan. Kami berkolaborasi dengan banyak komunitas dan alumni mahasiswa Institut Pertanian Bogor," kata Ketua Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia, Muhammad Khaisusabilillah di Muara Sungai Jenggalu, Kamis.

Ia mengatakan, kegiatanr bersama Komunitas Mangrove Bengkulu itu untuk memperkuat pertahanan pesisir dari ancaman abrasi yang lajunya semakin tinggi.

Ekosistem mangrove, kata Khaisusabillah, merupakan habitat tumbuhan terdepan penahan abrasi, namun dibutuhkan tanaman lain sebagai penahan angin seperti cemara laut dan ketapang.

"Ada zonasi yang memiliki fungsi masing-masing, tapi mangrove merupakan tanaman terdepan untuk menanggulangi abrasi laut," katanya.

Ia mengharapkan, gerakan penanaman ini dapat menular ke komunitas dan kelompok lain sehingga lebih banyak yang terlibat melestarikan lingkungan pesisir.

Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Rahmansyah mengatakan mangrove yang ditanam jenis Ceriops tagal sebanyak 200 pohon, cemara laut dan ketapang sebanyak 200 pohon.

"Ada 400 batang yang ditanam," kata Riki.

Ia mengatakan, pesisir Bengkulu merupakan salah satu wilayah yang rentan abrasi dan kenaikan muka air laut, sehingga fungsi habitat mangrove sangat strategis.

Ekosistem mangrove di Muara Sungai Jenggalu, menurut dia menjadi masih baik sebab berstatus kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016