Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menjelaskan bahwa angin kencang disertai hujan yang terjadi sejak beberapa hari terakhir disebabkan adanya pembentukan bibit siklon di Samudra Hindia.
"Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya angin kencang dan hujan lebat, yang diperburuk oleh kedekatan Bengkulu dengan wilayah perairan yang sedang mengalami gangguan atmosfer," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Rudi Wahyu di Kota Bengkulu, Jumat.
Baca juga: Basarnas siagakan 64 personel antisipasi ombak tinggi di Bengkulu
Ia menyebutkan bahwa puncak musim hujan di Bengkulu terjadi pada Desember 2024 hingga Januari 2025, sebab angin Muson Barat membawa kelembapan tinggi dari Asia yang memicu hujan lebat di wilayah Sumatera, termasuk Bengkulu.
Lanjut Rudi, kemudian adanya gangguan atmosfer berupa fenomena NGO (Gelombang Atmosfer Non-Oscilasi) sehingga juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadi cuaca buruk di Bengkulu.
"Puncak musim hujan ini perlu diwaspadai, terutama dengan angin kencang yang berpotensi terjadi secara tiba-tiba. Masyarakat harus tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat, seperti hujan mendadak dan angin kencang," terang dia.
Baca juga: BMKG imbau warga waspada potensi angin kencang di Bengkulu
Untuk itu ia mengimbau kepada seluruh masyarakat di Provinsi Bengkulu waspada dalam menghadapi cuaca ekstrem, seperti angin kencang, hujan dengan intensitas hingga lebat, serta gelombang tinggi.
Bagi masyarakat khususnya yang berada di kawasan rawan banjir dan rendah, kata dia, agar lebih berhati-hati dan waspada sebab berpotensi terjadi banjir.
"Untuk wilayah yang berpotensi terjadinya banjir harus ekstra waspada, begitu juga dengan pohon-pohon tua yang bisa tumbang akibat angin kencang," terang Rudi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024