Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu mengimbau seluruh masyarakat di wilayah tersebut untuk waspada gelombang tinggi yang terjadi di perairan Bengkulu dan sekitarnya.
Hal tersebut dilakukan setelah pihaknya melakukan analisis terkait kondisi sinoptik, pola angin di wilayah perairan Sumatera Barat dan Bengkulu saat ini bergerak dari barat laut hingga utara dengan kecepatan mencapai 28 knots.
"Untuk masyarakat, terutama nelayan dan operator kapal kecil, diminta untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di laut. Kami juga mengimbau agar perjalanan laut direncanakan dengan matang dan selalu memantau informasi terbaru dari BMKG," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Rudi Wahyudi Hidayat di Kota Bengkulu, Senin.
Ia menerangkan untuk gelombang di perairan Bengkulu, perairan barat Sumatra Barat, perairan sekitar Pulau Siberut, Pulau Sipora, dan Pulau Pagai, memiliki tinggi gelombang sekitar 1,25 hingga 2,5 meter.
Kemudian, untuk gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter diperkirakan akan terjadi di perairan Enggano, Samudra Hindia barat Mentawai, dan Samudra Hindia barat Bengkulu.
Rudi menjelaskan gelombang tinggi tersebut disebabkan karena dinamika atmosfer, terutama pembentukan siklon dan badai tropis di Samudra Hindia bagian selatan.
Untuk itu BMKG Bengkulu memperkirakan fenomena atau siklus tersebut diperkirakan akan terjadi hingga April 2025.
"Kami terus mengingatkan untuk selalu waspada terhadap potensi gelombang tinggi demi keselamatan bersama," ucapnya.
Sebelumnya BMKG Bengkulu menjelaskan bahwa angin kencang disertai hujan yang terjadi sejak beberapa hari terakhir disebabkan karena adanya pembentukan bibit siklon di Samudra Hindia.
"Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya angin kencang dan hujan lebat, yang diperburuk oleh kedekatan Bengkulu dengan wilayah perairan yang sedang mengalami gangguan atmosfer," sebutnya.
Untuk puncak musim hujan di Bengkulu terjadi pada Desember 2024 hingga Januari 2025, sebab, angin muson barat membawa kelembapan tinggi dari Asia yang memicu hujan lebat di wilayah Sumatera, termasuk Bengkulu.