Bengkulu, (Antarabengkulu.com) - Sebanyak 24 desa di wilayah Kabupaten Seluma, Bengkulu masuk dalam zona merah ancaman bencana tsunami di pesisir Pantai Barat Sumatera.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seluma, Azwardi di Bengkulu, Rabu mengatakan potensi ancaman bencana yang cukup tinggi di wilayah itu membuat pihaknya meningkatkan kapasitas masyarakat untuk pengurangan risiko bencana.

"Dari 24 desa itu, baru ada tujuh desa yang ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana yang didanai pemerintah pusat dan pemerintah daerah," ujarnya.

Pembentukan Desa Tangguh Bencana menurut dia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi ancaman bencana yang ada di wilayah mereka.

Selain itu, masyarakat juga diberikan pendidikan dan pelatihan tentang pengurangan risiko bencana dengan menyiapkan jalur evakuasi dan titik aman berkumpul serta membentuk forum pengurangan risiko bencana di tingkat desa.

"Dana yang terbatas membuat baru lima desa yang ditetapkan sebagai Desa Tangguh Bencana yang bersumber dari APBD Seluma dan dua desa didanai pemerintah pusat," imbuhnya.

Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Rawa Indah, Kecamatan Ilir Talo, Seluma, Andy Wijaya mengatakan ancaman bencana tsunami di wilayah itu membuat masyarakat terus meningkatkan kesiapsiagaan dan melakukan penghijauan pesisir.

Pemerintah pusat kata dia juga sudah membangun "shelter" tsunami di Desa Rawa Indah namun hingga saat ini belum dioperasionalkan.

"Pembangunan shelter tsunami itu sudah selesai pada 2015 tapi sampai saat ini belum dimanfaatkan karena belum ada serah terima dari BNPB ke pemerintah daerah," tegasnya.

Pemanfaatan shelter tersebut menurut Andy tidak hanya digunakan saat terjadi bencana, tapi dapat dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kegiatan di tingkat masyarakat.

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016