Mukomuko (Antara) - Sejumlah warga di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa hari terakhir tidak ada lagi yang berani memancing dan menjaring ikan di aliran Sungai Selagan di Kelurahan Bandar Ratu yang diduga dihuni buaya.
"Sejak warga mendapatkan anak buaya di sungai itu, Jumat (15/7), sampai sekarang warga takut memancing dan menjaring ikan di sungai itu," kata warga Kelurahan Koto Jaya, Yadi di Mukomuko, Senin.
Seorang warga yang sedang memancing ikan di aliran Sungai Selagan, tepatnya di Kelurahan Bandar Ratu, Jumat (15/7), mendapatkan anak buaya sepanjang satu meter di sungai tersebut.
Yadi mengatakan, awalnya warga yang sedang memancing di sungai itu berpikir hewan tersebut adalah biawak. Tetapi setelah diperhatikan ternyata hewan tersebut adalah anak buaya sepanjang satu meter.
"Warga yang mendapatkannya membawa pulang anak buaya tersebut, tetapi setelah itu tidak ada lagi warga yang berani ke sana," ujarnya.
Ia menjelaskan, warga takut kembali ke sungai tersebut karena dikhwatirkan induk buaya tersebut marah karena anaknya telah dibawa oleh pemancing.
Ia mengatakan, sampai sekarang tidak ada lagi warga yang berani ke sana. Kecuali beberapa orang ibu yang mencari `lokan` atau kerang dan memancing. Tetapi tidak terlalu dekat ke sungai tersebut.
"Kita sudah sampaikan kepada warga lain yang belum tahu informasi mengenai keberadaan buaya di sungai tersebut," ujarnya lagi. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Sejak warga mendapatkan anak buaya di sungai itu, Jumat (15/7), sampai sekarang warga takut memancing dan menjaring ikan di sungai itu," kata warga Kelurahan Koto Jaya, Yadi di Mukomuko, Senin.
Seorang warga yang sedang memancing ikan di aliran Sungai Selagan, tepatnya di Kelurahan Bandar Ratu, Jumat (15/7), mendapatkan anak buaya sepanjang satu meter di sungai tersebut.
Yadi mengatakan, awalnya warga yang sedang memancing di sungai itu berpikir hewan tersebut adalah biawak. Tetapi setelah diperhatikan ternyata hewan tersebut adalah anak buaya sepanjang satu meter.
"Warga yang mendapatkannya membawa pulang anak buaya tersebut, tetapi setelah itu tidak ada lagi warga yang berani ke sana," ujarnya.
Ia menjelaskan, warga takut kembali ke sungai tersebut karena dikhwatirkan induk buaya tersebut marah karena anaknya telah dibawa oleh pemancing.
Ia mengatakan, sampai sekarang tidak ada lagi warga yang berani ke sana. Kecuali beberapa orang ibu yang mencari `lokan` atau kerang dan memancing. Tetapi tidak terlalu dekat ke sungai tersebut.
"Kita sudah sampaikan kepada warga lain yang belum tahu informasi mengenai keberadaan buaya di sungai tersebut," ujarnya lagi. ***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016