Mukomuko (Antara) - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan daerah itu membutuhkan pembangkit listrik tenaga bio gas (PLTBG) untuk mengatasi krisis listrik di daerah tersebut.

"Yang cocok di Mukomuko PLTBG karena melihat potensi yang ada di daerah ini. Ada sebanyak sembilan pabrik kelapa sawit yang menghasilkan limbah untuk bahan bakar PLTBG," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat, di Mukomuko, Kamis.

Ia mengatakan hal itu setelah menerima kunjungan dari dua tenaga lepas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang ditugaskan mendampingi dan membantu masyarakat dalam mempersiapkan pengelolaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Ia menyatakan, kurang setuju dengan pembangunan PLTS di daerah itu menyusul tidak adanya potensi SDA untuk pembangunan pembangkit menggunakan tenaga matahari tersebut.

"Kami sudah sampaikan kepada tenaga lepas dari Kementerian ESDM itu bahwa yang cocok dibangun di daerah ini adalah PLTBG sesuai dengan potensi yang ada," ujarnya.

Ia menjelaskan, untuk menghasilkan listrik sebesar enam megawatt saja cukup menggunakan tenaga dari pabrik yang berkapasitas 45 ton per jam.

Di daerah itu, katanya, pabrik berkapasitas 45 ton per jam itu termasuk kapasitas yang paling rendah di daerah itu. Bahkan ada pabrik kelapa sawit yang berkapasitas 60 ton per jam.

"Mukomuko ini cuma membutuh tenaga listrik sebesar 12 megawatt listrik untuk mengatasi krisis daya listrik di daerah ini. Kita sekarang punya enam pabrik kelapa sawit," ujarnya.

Untuk itu, katanya, ia mengusulkan kalau bisa daerah itu dibangun PLTBG bukan PLTS. ***4***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016