Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu terus berupaya melakukan penanganan konflik harimau dengan manusia di Kabupaten Mukomuko agar tidak ada lagi warga dan hewan ternak yang dimangsa binatang buas tersebut.

"Kami masih di Desa Tunggal Jaya, atau di posisi langsung untuk penanganan konflik harimau dan manusia," kata Kepala Resor BKSDA Kabupaten Mukomuko Damin saat dihubungi dari Mukomuko, Jumat.

Konflik harimau dengan manusia pertama terjadi di wilayah Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, yang menyebabkan seorang warga desa ini bernama Ibnu Oktavianto (22) ditemukan meninggal dunia akibat dimangsa binatang buas tersebut.

Baca juga: Pemkab Mukomuko siap fasilitasi penyelesaian masalah internal desa

Kemudian, satu ekor sapi milik Deden Nurjamil, warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Teras Terunjam yang berbatasan dengan Desa Tunggal Jaya ditemukan mati akibat dimangsa harimau.

Setelah kejadian itu, BKSDA memasang tiga kerangkeng perangkap harimau di Desa Tunggal Jaya, Mekar Jaya, Desa Setia Budi.

Terkait pemantauan pergerakan atau posisi harimau sekarang ini, ia mengatakan, sampai sekarang belum ada jejak baru, begitu juga laporan baru tentang kemunculan harimau juga belum ada.

Kendati demikian, katanya, pihaknya tetap menangani konflik harimau ini sesuai standar operasional prosedur (SOP) selama 21 hari ke depan.

Terkait berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh BKSDA Bengkulu melakukan penanganan konflik harimau di daerah ini, ia mengatakan, kalau itu ada ahli bisa menarik kesimpulan.

Ia mengatakan, yang jelas sampai sekarang belum ada pergerakan harimau di daerah ini.

Baca juga: Alokasi Dana Desa Mukomuko 2025 naik Rp1,7 miliar

Untuk itu, ia mengimbau warga setempat untuk tetap waspada ketika melakukan aktivitas di luar rumah.

Sejak terjadi konflik harimau dengan manusia di daerah itu  membuat warga tidak berani pergi ke kebun sawit sehingga banyak tandan sawit warga yang dicuri.

Oleh karena itu, ia menyarankan, sebaiknya warga tetap beraktivitas ke kebun sawit dengan meningkatkan kewaspadaan.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025