Rejanglebong (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, meminta warga setempat mewaspadai bencana alam tanah longsor menyusul tingginya curah hujan di daerah itu.

"Berdasarkan surat pemberitahuan dari BMKG Bengkulu potensi hujan dengan curah yang cukup tinggi masih akan terjadi sampai dengan akhir September, karena itu warga harus selalu waspada karena ancaman bencana alam tanah longsor yang dapat terjadi kapan saja," kata Kepala BPBD Rejanglebong, Basuki, di Pemkab Rejanglebong, Rabu.

Selain akibat curah hujan yang cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya bencana alam tanah longsor dan banjir di wilayah itu, juga akibat adanya pengaruh cuaca ekstrem yang melanda Tanah Air belakangan ini.

Imbauan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam di daerah itu sudah mereka sampaikan dalam bentuk tertulis yang ditujukan kepada 15 camat serta dalam beberapa pertemuan dengan kelompok masyarakat dari berbagai desa/kelurahan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan pihaknya di lapangan, tambah dia, dari 15 kecamatan di Rejanglebong setidaknya ada enam kecamatan yang dinilai rawan bencana tanah longsor di antaranya di sepanjang Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau mulai dari Kecamatan Sindang Kelingi hingga Kecamatan Padang Ulak Tanding. Kemudian, Kecamatan Curup Selatan, Kecamatan Bermani Ulu, Sindang Beliti Ilir dan Kecamatan Sindang Beliti Ulu.

Untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor di sejumlah kecamatan rawan bencana BPBD Rejanglebong sudah mengajukan bantuan pascabencana ke pemerintah pusat sebesar Rp16 miliar untuk pembangunan penahan tebing.

Selain itu pihaknya juga menyiagakan 70 personel, tergabung dalam tim reaksi cepat (TRC), yang beranggotakan berbagai instansi seperti TNI/Polri, BPBD, dinas kesehatan, dinas sosial, pramuka, PMI dan lainnya.***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016