Rejanglebong (Antara) - Sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Dharma Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa tahun belakangan mengalami penyusutan sehingga mengganggu pasokan ke pelanggan.

Direktur PDAM Tirta Dharma Rejanglebong, Hazairin di Rejanglebong, Kamis, menjelaskan penyusutan sumber air baku terutama yang berasal dari sumber air bawah tanah ini dapat dilihat dengan menurunnya debit air yang dihasilkan setiap hari.

Air PDAM Tirta Dharma berasal dari lima sumber air bawah tanah yakni Air Bulak di Kelurahan Duku Ulu, Suban Air Panas yang ada di Kelurahan Cawang dan di Desa Air Meles Bawah, sumber air di Desa Suban Ayam, dan sumber air di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang.

Dari kelima sumber air tersebut yang tidak mengalami penurunan debit air hanya yang berasal dari Suban Air Panas, dengan debit air 50 liter per detik.

Sedangkan sumber air lainnya yang mengalami penurunan cukup besar ialah sumber dari Air Bulak, dari 50 liter per detik menjadi 30 liter per detik. Begitu juga untuk sumber air di Desa Suban Ayam yang sebelumnya mencapai 60 liter per detik turun menjadi 35 per detik.

Selanjutnya sumber air di Desa Air Meles Bawah menjadi 25 liter per detik dari sebelumnya yang mencapai 40 liter per detik, terakhir sumber air baku di Desa Air Meles Atas, jika sebelumnya 15 liter per detik saat ini hanya mengucur 10 liter per detik.

Turunnya volume sumber air baku PDAM daerah itu, kata Hazairin, akibat perluasan pemukiman warga yang berpengaruh terhadap pengurangan daerah resapan air terutama saat musim hujan, serta kerusakan lingkungan dengan banyak penebangan pohon. Kondisi ini semakin parah manakala kemarau tiba.

Untuk mengantisipasi penurunan sumber air yang lebih besar lagi, pihaknya mulai mengambil langkah dengan memanfaatkan sumber air permukaan baik danau maupun sungai serta mencari sumber air baru yang tersebar di 15 kecamatan di Rejanglebong. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016