PDAM Rejanglebong tambah jaringan pipa distribusi baru

Rejanglebong (Antara) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtha Dharma Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah melakukan penambahan jaringan distribusi di daerah itu.

Direktur PDAM Tirtha Dharma Rejanglebong, Hazairin saat berada di Pemkab Rejanglebong, Senin, menjelaskan penambahan jaringan pipa distribusi baru ini dilakukan khusus di dalam lima kecamatan dalam kota.

"Peningkatan dan perluasan jaringan pipa distribusi ini khusus dalam lima kecamatan di wilayah perkotaan yakni di Kecamatan Curup, Curup Tengah, Curup Utara, Curup Selatan dan Curup Timur," katanya.

Peningkatan dan perluasan jaringan yang dilakukan pihaknya itu kata dia, guna menjangkau kawasan pemukiman masyarakat sehingga bisa menambah pelanggan baru, mengingat pada 2015 lalu Pemprov Bengkulu telah membangun jaringan pipa induk di lima kecamatan tersebut dan sudah diserahkan ke PDAM Tirtha Dharma.

Selain melakukan peningkatan dan perluasan jaringan pihaknya juga sedang melakukan koneksi jaringan pipa induk yang dibangun oleh Pemprov Bengkulu guna memenuhi kebutuhan air bersih dalam lima kecamatan juga melakukan perbaikan dan penanggulangan kebocoran pipa sehingga distribusi air kerumah pelanggan yang saat ini jumlah mencapai 12.000 sambungan tidak mengalami kendala.

Sementara itu pada tahun ini juga tambah dia, PDAM Tirtha Dharma akan menerima pembangunan bak penampungan air khusus untuk tiga dari 15 kecamatan di Rejanglebong yang selama ini belum dialiri air PDAM antara lain di Kecamatan Sindang Beliti Ulu, Sindang Beliti Ilir dan Sindang Dataran.

"Untuk pembangunan bak penampungan air ini akan dibangun di Kecamatan Sindang Beliti Ulu yang pembiayaannya oleh Pemprov Bengkulu, dengan memanfaatkan sumber air Perpang di Desa Lawang Agung. Nantinya dari bak ini akan menyuplai kebutuhan dalam tiga kecamatan yang belum dimasuki air PAM," ujarnya.

Sedangkan untuk proses pemasangan pipa induk dan jaringan distribusi dalam tiga kecamatan ini kata Hazairin masih akan diusulkan ke pemerintah pusat, mengingat pembiayaannya mencapai puluhan miliar rupiah. ***3***