Bengkulu (Antara) - Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Bengkulu membudidayakan sejumlah tanaman obat sebagai bahan baku obat herbal ikan.

"Ada beberapa jenis tanaman obat yang kami budidayakan di pekarangan Kantor BKIPM untuk bahan baku obat herbal," kata Kepala BKIPM Bengkulu, Jumadi di Bengkulu, Jumat.

Beberapa jeni tanaman yang dibudidayakan yakni sambiloto, sirih, meniran, kunyit, dan cocor bebek.

Obat herbal bermanfaat untuk mengobati penyakit bintik putih dan jamur di badan ikan.

Penanganan penyakit ikan dengan obat herbal kata Jumadi lebih aman, murah dan mudah didapat.

"Pemakaian obat herbal ini untuk mengatasi resistensi ikan terhadap penyakit akibat pemakaian bahan kimia," ujarnya.

Manfaat obat herbal jenis daun sirih dengan dosis 0,2 gram per 60 mililiter dapat mengatasi serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele.

Ekstrak daun sambiloto dengan dosis 2 gram per 60 ml dapat mengatasi serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele.

Garam dapur non-yodium kata Jumadi juga dapat digunakan sebagai obat herbal mengatasi serangan jamur dan parasit dengan dosis 500 gram untuk 500 liter air.

"Termasuk pemberian vitamin C juga penting untuk kekebalan tubuh ikan supaya tidak mudah terserang penyakit," katanya.

Cara penggunaan vitamin C dengan melarutkan satu butir dengan air sebanyak lima sendok lalu dipercik-percikkan pada 1 kilogram pakan ikan.

Sebelum diberikan pada ikan, pakan tersebut dikeringanginkan atau dihindarkan dari paparan sinar matahari.

Pemakaian obat herbal tersebut lanjut dia akan disosialisasikan kepada pembudidaya ikan air tawar di sejumlah kabupaten dan kota.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016