Bengkulu (Antara) - Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Bengkulu memamerkan ikan endemik Bengkulu yakni sidat (Anguilla bicolor)di area mini educarium setempat.
"Ikan sidat ada di beberapa wilayah seperti Kaur, Bengkulu Utara, dan Pulau Enggano," kata Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Bengkulu Jumadi di Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan ikan sidat dengan panjang mencapai 40 centimeter yang dipamerkan di mini educarium di kompleks kantor balai itu berasal dari Pulau Enggano.
Pengenalan ikan endemik di mini educarium yang dibuka untuk umum tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan warga tentang ikan endemik, terkait pelestarian dan potensi ekonomisnya.
"Ikan sidat ini mirip dengan ikan sidat yang ada di Jepang dan sangat diminati untuk dijadikan `unagi kabayaki" yang menjadi makanan khas Jepang," ucapnya.
Sidat jenis bicolor memiliki struktur tulang dan duri yang hampir mirip 90 persen dengan sidat jenis Anguilla japonica atau sidat khas Jepang. Karena strukturnya yang sangat mirip, sidat bicolor banyak diburu konsumen untuk dibuat menjadi "unagi kabayaki".
Untuk mendukung kelestarian ikan sidat, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 19 tahun 2012 yang melarang ekspor sidat yang berukuran kurang dari atau sama dengan 150 gram.
Tujuannya untuk melindungi sumber daya benih sidat nasional sehingga tidak terkuras, serta mendorong budidaya pembesaran di dalam negeri untuk menggerakan perekonomian masyarakat.
Jumadi menambahkan budidaya ikan sidat belum populer di Bengkulu, padahal potensi perekonomian dari budidaya dan pembesaran sidat memiliki prospek tinggi.***1***
Balai Karantina pamerkan ikan endemik Bengkulu
Jumat, 14 Oktober 2016 19:23 WIB 2837