Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia memberikan beberapa catatan penting akhir tahun terhadap usaha maritim Provinsi Bengkulu yang harus segera dibenahi demi peningkatan kualitas dan kuantitas sehingga mendongkrak perekonomian daerah pada 2017.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan, di Bengkulu, Minggu, mengatakan, memasuki triwulan IV 2016, jumlah produksi hasil tangkapan laut masih rendah sehingga mengakibatkan tingginya harga produk perikanan dan membuat Bengkulu belum mampu bersaing sebagai pemasok hasil laut.
"Ada empat poin rekomendasi yang harus segera di benahi, yang pertama adalah peningkatan kuantitas dan kualitas armada," kata dia.
Dengan peningkatan kualitas armada, penangkapan ikan oleh nelayan dapat mencapai radius lebih jauh dari 12 mil laut yang selama ini belum tereksploitasi.
"Butuh investasi kapal baru yang berbobot di atas 30 gross ton. Investasi kapal baru juga harus menyediakan `cold storage`, yang memadai serta juga butuh dukungan fasilitas kargo bandara," kata dia lagi.
Kebutuhan mendesak lainnya yakni pengembangan pelabuhan di sentra-sentra produksi perikanan potensial, karena sampai saat ini belum memberikan dukungan yang baik untuk investasi maritim.
"Seperti di Kabupaten Kaur dan Bengkulu Utara, dengan pengembangan pelabuhan menjadi layak disandari kapal besar," kata Bambang.
Pengembangan pulau terdepan Bengkulu juga hendaknya dijadikan salah satu perhatian utama karena potensi kelautan juga sangat besar di sana.
"Dalam mendukung perikanan tangkap khususnya jenis ikan laut dalam seperti tuna, Pulau Enggano harus segera dikembangkan, mengingat perairan Enggano merupakan jalur migrasi perikanan tuna di Samudra Hindia," katanya.
Perbaikan kelembagaan nelayan juga termasuk sisi penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha maritim. Kelembagaan ini dapat berbentuk koperasi atau bentuk lain yang fungsinya membantu pengelolaan usaha perikanan dan meminimalkan ketergantungan nelayan terhadap tengkulak.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan, di Bengkulu, Minggu, mengatakan, memasuki triwulan IV 2016, jumlah produksi hasil tangkapan laut masih rendah sehingga mengakibatkan tingginya harga produk perikanan dan membuat Bengkulu belum mampu bersaing sebagai pemasok hasil laut.
"Ada empat poin rekomendasi yang harus segera di benahi, yang pertama adalah peningkatan kuantitas dan kualitas armada," kata dia.
Dengan peningkatan kualitas armada, penangkapan ikan oleh nelayan dapat mencapai radius lebih jauh dari 12 mil laut yang selama ini belum tereksploitasi.
"Butuh investasi kapal baru yang berbobot di atas 30 gross ton. Investasi kapal baru juga harus menyediakan `cold storage`, yang memadai serta juga butuh dukungan fasilitas kargo bandara," kata dia lagi.
Kebutuhan mendesak lainnya yakni pengembangan pelabuhan di sentra-sentra produksi perikanan potensial, karena sampai saat ini belum memberikan dukungan yang baik untuk investasi maritim.
"Seperti di Kabupaten Kaur dan Bengkulu Utara, dengan pengembangan pelabuhan menjadi layak disandari kapal besar," kata Bambang.
Pengembangan pulau terdepan Bengkulu juga hendaknya dijadikan salah satu perhatian utama karena potensi kelautan juga sangat besar di sana.
"Dalam mendukung perikanan tangkap khususnya jenis ikan laut dalam seperti tuna, Pulau Enggano harus segera dikembangkan, mengingat perairan Enggano merupakan jalur migrasi perikanan tuna di Samudra Hindia," katanya.
Perbaikan kelembagaan nelayan juga termasuk sisi penting dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha maritim. Kelembagaan ini dapat berbentuk koperasi atau bentuk lain yang fungsinya membantu pengelolaan usaha perikanan dan meminimalkan ketergantungan nelayan terhadap tengkulak.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016