Bengkulu (Antara) - Dua orang pelajar SMA Negeri 2 Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, Nur Bella Tircica Anibah dan Zahira Amalia, meneliti kandungan buah kebiul (Caesalpinia bonduc) sebagai penghambat perkembangan sel kanker payudara melalui uji fitokimia dan sitotoksisitas.
"Kami tertarik meneliti buah kebiul karena masyarakat masih mempercayai pengobatan tradisonal dengan mengkonsumsi buah kebiul," kata Nur Bella, saat dihubungi dari Bengkulu, Senin.
Nur mengatakan, di kalangan masyarakat setempat, buah kebiul diyakini mampu mengobati berbagai macam penyakit, seperti asam urat dan ginjal.
Dengan dukungan pihak sekolah, kedua siswi kelas XI MIPA tersebut melakukan tes laboratorium untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam buah kebiul.
Dari penelitian itu diketahui bahwa buah kebiul memiliki ekstrak etanol mengandung senyawa flavonoid, saponin dan triterpenoid.
"Penelitian ini sudah kami sertakan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan sudah diuji," ujarnya.
Melalui uji fitokimia dan sitotoksisitas tambah Nur, ekstrak buah kebiul mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara hingga 7 persen.
Namun, penelitian keduanya masih harus diteliti lebih lanjut untuk mengetahui dosis yang dibutuhkan untuk pengobatan pada penderita kanker.
Ditambahkan Zahira, buah kebiul kerap dikonsumsi masyarakat Bengkulu Selatan sebagai pengganti kopi dan juga dijadikan sebagai asesoris seperti gelang dan kalung.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Manna, Tarman Hayadi menjelaskan, untuk membina kreatifitas dan bakat siswa dalam bidang penelitian, pihak sekolah mempunyai cabang ekstrakurikuler berupa Kelompok Ilmia Remaja (KIR) yang dibimbing oleh dua orang guru pendamping bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
"Kami tertarik meneliti buah kebiul karena masyarakat masih mempercayai pengobatan tradisonal dengan mengkonsumsi buah kebiul," kata Nur Bella, saat dihubungi dari Bengkulu, Senin.
Nur mengatakan, di kalangan masyarakat setempat, buah kebiul diyakini mampu mengobati berbagai macam penyakit, seperti asam urat dan ginjal.
Dengan dukungan pihak sekolah, kedua siswi kelas XI MIPA tersebut melakukan tes laboratorium untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung dalam buah kebiul.
Dari penelitian itu diketahui bahwa buah kebiul memiliki ekstrak etanol mengandung senyawa flavonoid, saponin dan triterpenoid.
"Penelitian ini sudah kami sertakan dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan sudah diuji," ujarnya.
Melalui uji fitokimia dan sitotoksisitas tambah Nur, ekstrak buah kebiul mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara hingga 7 persen.
Namun, penelitian keduanya masih harus diteliti lebih lanjut untuk mengetahui dosis yang dibutuhkan untuk pengobatan pada penderita kanker.
Ditambahkan Zahira, buah kebiul kerap dikonsumsi masyarakat Bengkulu Selatan sebagai pengganti kopi dan juga dijadikan sebagai asesoris seperti gelang dan kalung.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota Manna, Tarman Hayadi menjelaskan, untuk membina kreatifitas dan bakat siswa dalam bidang penelitian, pihak sekolah mempunyai cabang ekstrakurikuler berupa Kelompok Ilmia Remaja (KIR) yang dibimbing oleh dua orang guru pendamping bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016