Bengkulu (Antara) - Sebanyak 100 orang eks-tunasusila di Bengkulu mengikuti bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan usaha produktif yang digelar Kementerian Sosial bekerja sama dengan Yayasan Kipas Bengkulu.

"Bimbingan sosial dan pelatihan keterampilan usaha produktif bagi seratus orang eks-tunasusila berlangsung lima hari dengan tujuan utama intervensi perubahan perilaku," kata Direktur Yayasan Kipas Bengkulu, Merly Yuanda di Bengkulu, Jumat.

Merly mengatakan jenis usaha ekonomi produktif yang diberikan kepada para eks-tunasusila tersebut antara lain usaha salon, warung manisan, beternak, pembuatan kerajinan tangan dan lainnya.

Dengan pelatihan usaha produktif dan pemberian bantuan modal masing-masing sebesar Rp5 juta, sehingga total bantuan yang disediakan mencapai Rp500 juta.

"Sebagian besar bekas penjaja seks komersil ini berasal dari ekonomi lemah, karena itu intervensi perilaku dan bantuan permodalan dapat mengangkat taraf hidup mereka," ucapnya.

Merly menambahkan, para eks-tunasusila tersebut mengakui penyimpangan sosial yang mereka lakukan dikarenakan alasan ekonomi, pendidikan hingga korban kasus kekerasan seksual.

Para peserta tersebut lanjutnya sudah menandantangani komitmen untuk lepas dari perilaku menyimpang sebagai penjaja seks komersil tersebut.

Penjangkauan terhadap para eks-tunasusila tersebut tidak terlepas dari program Yayasan Kipas yang fokus pada penjangkauan pecandu narkoba dan orang dengan HIV/AIDS.

"Mereka menandatangani komitmen dan ikut dalam pelatihan ini, selanjutnya kami akan awasi penggunaan dananya," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam jangka panjang, intervensi perubahan perilaku tersebut bertujuan memutus mata rantai penularan HIV/AIDS melalui kalangan wanita pekerja seks (WPS).

Dalam catatan Yayasan Kipas, penularan HIV/AIDS melalui WPS menempati posisi kedua di Bengkulu setelah hubungan seks sejenis di kalangan pria atau dikenal dengan istilah lelaki suka lelaki (LSL).***4***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016