Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh isu yang beredar di media sosial terkait logo BI pada uang yang beredar.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Senin, mengatakan, tidak mungkin lambang seperti palu arit ada di rupiah sebab uang merupakan salah satu identitas bangsa.

"Ini hanya opini sebagian masyarakat, kami tidak melihat ada kecemasan di tingkat masyarakat, tetapi juga mengimbau agar tidak terpengaruh," kata dia.

Dia menekankan, secara prinsip BI tidak pernah berniat mencantumkan gambar atau benda lain yang dilarang pada uang.

Dia mengatakan isu tersebut merupakan isu yang diulang. Pada 2010 juga pernah berkembang.

"Kami merasa perlu menyampaikan ini ke masyarakat, apa yang dibilang palu arit itu tidak benar. Itu adalah cetak logo `rectoverso`," kata dia lagi.

Rectoverso merupakan salah satu ciri dan pengaman uang yang ada di pecahan uang kertas rupiah. Hal itu adalah gambar saling isi, sebagian terlihat di sisi depan uang dan sisi belakang.

"Jadi kalau dilihat seperti diterawang, maka akan terlihat jadi satu menjadi logo BI," kata Endang.

Selain memberikan sosialisasi agar masyarakat tidak beranggapan negatif terhadap rupiah, dia juga mengajak media ikut berperan aktif untuk memberikan informasi yang benar tentang rupiah pada masyarakat. ***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016