Bengkulu (Antara) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu menggulirkan Program Layanan Keuangan Digital (LKD) di Pesantren Darussalam Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu pada Januari 2017.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Christin Sidabutar di Bengkulu, Selasa, mengatakan program tersebut merupakan proyek percontohan dalam mengajak masyarakat beralih ke penggunaan uang elektronik atau e-money.

"Pesantren merupakan sasaran yang paling efektif untuk menerapkan layanan keuangan digital sebab metode pendidikan di sana mengharuskan santri untuk tinggal dalam waktu yang cukup lama," kata dia.

Kalau sekolah biasa, kata dia, penerapan Program LKD kemungkinan akan sia-sia karena di luar lingkungan sekolah mereka tetap kembali menggunakan uang tunai.

"Santri itu tinggal 24 jam dalam jangka waktu yang lama tidak keluar lingkungan pendidikan, jika diterapkan uang elektronik langsung berjalan dan akhirnya mereka menjadi terbiasa," kata dia.

Pihak lingkungan pesantren juga memiliki infrastruktur seperti toko keperluan sehari-hari untuk santri, di toko itu nanti akan diberlakukan pembayaran menggunakan LKD bukan dalam bentuk tunai.

"Jadi santri mau beli apa saja di toko itu, menggunakan kartu LKD cetakan kartunya serupa dengan ATM atau kartu kredit," ucapnya.

Kartu tersebut, kegunaannya juga mirip dengan ATM maupun kartu kredit, yakni dimanfaatkan untuk pembayaran berbagai keperluan belanja santri.

"Mereka mau beli pulsa, keperluan sehari-hari, bahkan untuk bayar biaya pendidikan, cukup dengan kartu ini jadi tidak perlu memegang uang tunai kan," kata Christin.

Di kartu tersebut akan diisi saldo seperti pemilik rekening tabungan, asal saldo yakni uang kiriman dari orang tua santri.

"Jadi orang tua tidak menyerahkan langsung uang ke santri tetapi diserahkan ke pihak pesantren untuk di masukkan menjadi saldo kartu LKD," ujarnya.

BI Bengkulu berharap dengan menggulirkan LKD di pesantren Bengkulu mampu mengajak masyarakat Bengkulu bisa beralih menggunakan uang elektronik.

"Jika santri terbiasa, nanti mereka menularkan kebiasaan baik itu ke yang lain, ada 1.400 santri di sana jumlah yang cukup besar. Tidak hanya santri, para orang tua nantinya juga ikut terbiasa menggunakan e-money," kata Chirstin.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016