Bengkulu (Antara) - Pedagang cabai di pasar tradisional Kota Bengkulu memprediksi harga komoditas jenis cabai merah akan terus mengalami kenaikan sampai puncaknya pada tahun baru 2017.

Salah seorang pedagang cabai, Ny Kusmini, di Bengkulu, Selasa, mengatakan, tren kenaikan cabai tersebut telah terlihat dari September 2016.

"Pengalaman seperti tahun-tahun sebelumnya, kalau harganya tidak turun sampai akhir November, maka harga akan terus naik sampai malam tahun baru," kata dia.

Hal itu disebabkan permintaan komoditas cabai di Desember biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan waktu-waktu lainnya.

"Bulan Desember banyak libur, mulai dari Natal sampai tahun baru, banyak juga yang memanfaatkan pulang kampung, jadi permintaan akan lebih tinggi," kata dia lagi.

Apalagi sudah menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat yakni menghabiskan libur Natal dan tahun baru dengan tradisi membuat berbagai macam kuliner yang memanfaatkan komoditas cabai.

"Tradisinya bakar-bakaran, seperti buat ikan, ayam, bakso, sate, atau jagung bakar, atau yang lainnya," kata Kusmini.

Pada September 2016, harga cabai mengalami kenaikan sebab saat itu masyarakat merayakan Hari Raya Idul Adha. Namun ternyata harga tidak kembali turun, cabai merah yang semula Rp50 ribu per kilogram terus mengalami kenaikan.

Pada Oktober 2016 masyarakat harus merogoh kocek sebesar Rp65 ribu untuk membayar satu kilogram cabai merah lokal. Dan pada November 2016 ini harganya sudah berada di angka Rp80 ribu per kilogram.

"Hujan yang berkepanjangan juga memberikan dampak kekurangan pasokan cabai, ini juga ikut mempengaruhi harga," ujarnya.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016