Bandarlampung (ANTARA Bengkulu) - International Rhinos Foundation (IRF) mengungkapkan kondisi badak di Indonesia lebih kritis dibandingkan dengan jenis badak lainnya di dunia.
"Sejak 20 tahun badak di Indonesia, khususnya badak Sumatera telah kehilangan habitatnya, karena perburuan liar yang begitu masif," kata Manager IRF Sussie Ellise di Lampung Timur, Rabu.
Menurutnya, ILF yang bermitra dengan Yayasan Badak Indonesia (YABI) akan memberi dukungan besar terhadap tim yang ada di Indonesia untuk menjaga keberlangsungan hidup hewan tersebut.
"Terlebih dengan kehadiran Andatu anak badak yang baru dilahirkan beberapa waktu, akan menjadi momentum untuk menjaga kelestarian badak di Sumatera," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya mendapat banyak sekali surat, pesan singkat maupun email dari seluruh penjuru dunia yang memberi ucapan selamat atas kelahiran anak badak "Andatu" yang setelah 140 tahun lalu, populasi badak tidak pernah bertambah.
Bahkan kelahiran Andatu, merupakan kelahiran keempat anak badak di dunia dan pertama di Asia Tenggara.
Koordinator Suaka Rhinos Sumatera (SRS) Dedi Chandra menerangkan kondisi anak badak yang dilahirkan dari pejantan Andalas dan badak betina Andatu dalam kondisi sehat dan terus belajar mengenal lingkungannya.
"Setelah dua jam kelahiran ketika itu (23/6) kemarin, dia langsung mencari air susu induknya, meskipun sesekali dia terjatuh-jatuh," kata Dedi.
Dalam dua minggu kedepan, tim kedokteran yang berasal dari luar dan negeri akan melakukan monitoring sampai kondisi Andatu benar-benar stabil, mengingat dua minggu pertama kelahiran merupakan masa-masa kritis.
Seekor anak badak Sumatera berjenis kelamin jantan telah lahir di SRS TNWK Lampung Timur pada Sabtu (23/6) pukul 00.45 WIB.
Dalam pers rilis Kepala Balain TNWK Iwen Supranata menjelaskan kelahiran anak badak tersebut merupakan pertama sejak upaya breeding conservation dilaksanakan di Asia 124 tahun silam.
"Kelahiran anak badak ini, menjadi tonggak sejarah bagi pelestarian badak Sumatera dan sekaligus diharapkan akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap pemerintah dalam melestarikan satwa langka dunia yang berada di Indonesia," ujarnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Sejak 20 tahun badak di Indonesia, khususnya badak Sumatera telah kehilangan habitatnya, karena perburuan liar yang begitu masif," kata Manager IRF Sussie Ellise di Lampung Timur, Rabu.
Menurutnya, ILF yang bermitra dengan Yayasan Badak Indonesia (YABI) akan memberi dukungan besar terhadap tim yang ada di Indonesia untuk menjaga keberlangsungan hidup hewan tersebut.
"Terlebih dengan kehadiran Andatu anak badak yang baru dilahirkan beberapa waktu, akan menjadi momentum untuk menjaga kelestarian badak di Sumatera," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya mendapat banyak sekali surat, pesan singkat maupun email dari seluruh penjuru dunia yang memberi ucapan selamat atas kelahiran anak badak "Andatu" yang setelah 140 tahun lalu, populasi badak tidak pernah bertambah.
Bahkan kelahiran Andatu, merupakan kelahiran keempat anak badak di dunia dan pertama di Asia Tenggara.
Koordinator Suaka Rhinos Sumatera (SRS) Dedi Chandra menerangkan kondisi anak badak yang dilahirkan dari pejantan Andalas dan badak betina Andatu dalam kondisi sehat dan terus belajar mengenal lingkungannya.
"Setelah dua jam kelahiran ketika itu (23/6) kemarin, dia langsung mencari air susu induknya, meskipun sesekali dia terjatuh-jatuh," kata Dedi.
Dalam dua minggu kedepan, tim kedokteran yang berasal dari luar dan negeri akan melakukan monitoring sampai kondisi Andatu benar-benar stabil, mengingat dua minggu pertama kelahiran merupakan masa-masa kritis.
Seekor anak badak Sumatera berjenis kelamin jantan telah lahir di SRS TNWK Lampung Timur pada Sabtu (23/6) pukul 00.45 WIB.
Dalam pers rilis Kepala Balain TNWK Iwen Supranata menjelaskan kelahiran anak badak tersebut merupakan pertama sejak upaya breeding conservation dilaksanakan di Asia 124 tahun silam.
"Kelahiran anak badak ini, menjadi tonggak sejarah bagi pelestarian badak Sumatera dan sekaligus diharapkan akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap pemerintah dalam melestarikan satwa langka dunia yang berada di Indonesia," ujarnya. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012