Bengkulu (Antara) - Mahasiswa pecinta alam tingkat perguruan tinggi se-Indonesia untuk daerah Bengkulu bersama Badan Eksekutif Mahasiswa se-Provinsi Bengkulu menggelar aksi damai untuk menyerukan kepedulian terhadap kawasan karst dan terumbu karang.

Koordinator lapangan aksi damai Roy Mondomiko di Bengkulu, Kamis, menilai bahwa saat ini kepedulian terhadap pelestarian kawasan karst dan terumbu karang masih rendah.

"Saya rasa di Bengkulu, karst dan terumbu karang belum cukup dikenal oleh masyarakat, sementara pelestariannya sendiri penting untuk menjaga kelestarian alam," kata dia.

Masalah karst di Bengkulu lebih banyak terjadi seperti tergerusnya kawasan tersebut oleh alih fungsi lahan maupun akibat pertambangan batu kapur masyarakat.

"Ada penggalian kecil-kecil, ini harus kita sadarkan agar tidak merusak alam lebih parah lagi, lokasinya di Kabupaten Bengkulu selatan," ucapnya

Untuk terumbu karang, lanjut Roy, di Bengkulu ada empat tindakan ulah tangan manusia yang dapat merusak habitat hewan laut yang sebenarnya harus dipertahankan.

Pertama yakni penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan, yang berdampak buruk tidak hanya bagi terumbu karang tetapi juga populasi ikan.

"Selanjutnya penggunaan pukat harimau, peralatan tangkap model ini sangat tidak ramah karena menyebabkan terumbu karang terlepas dari akarnya," ujarnya.

Bongkar muat kapal pengangkut batu bara juga menjadi salah satu penyebab kerusakan ekosistem bawah laut termasuk terumbu karang. Yang terakhir yakni ketidakpahaman wisatawan terhadap peran terumbu karang, sehingga mereka dengan mudahnya ikut menjadi perusak.

"Ini perlu kita edukasi karena wilayah Bengkulu sangat potensial dengan garis pantai kurang lebih 433 kilometer dan terumbu karang yang diperkirakan mencapai 8.076 hektare," kata Roy.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017