Bengkulu (Antara) - Koordinator Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPBB), Feri Vandalis mengatakan wisatawan yang bermain wahana air di sekitar perairan Pulau Tikus berpotensi merusak terumbu buatan yang ditanam untuk memulihkan ekosistem terumbu karang di pulau itu.

"Kami mendapat informasi dan bukti foto wisatawan lokal yang berfoto dengan terumbu buatan yang kebetulan bentuknya berupa patung penyu," kata Feri di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan anggota FPBB meletakkan terumbu buatan berupa patung penyu dan bunga rafflesia di sekitar Pulau Tikus saat peringatan Hari Bumi awal April lalu.

Pembuatan terumbu buatan atau "artificial reef" di sekitar perairan Pulau Tikus untuk memulihkan habitat terumbu karang yang terganggu akibat berbagai eksploitasi, mulai dari penangkapan ikan dengan alat tak ramah lingkungan dan aktivitas manusia lainnya.

Feri mengatakan terumbu buatan merupakan salah satu usaha konservasi terumbu karang dengan meletakkan benda-benda keras, seperti kapal bekas, mobil bekas dan bahan-bahan beton lainnya di dasar laut, yang nantinya benda-benda tersebut dapat menjadi tempat menempelnya polip-polip karang yang baru.

Terumbu buatan pada awalnya digunakan untuk meningkatkan hasil tangkapan pada daerah-daerah yang kurang produktif, seperti pantai berpasir atau lumpur dan untuk meningkatkan penghasilan nelayan-nelayan kecil yang tidak mampu menangkap ikan di laut terbuka.

"Terumbu buatan ini juga bisa menjadi objek penelitian untuk mengamati lebih jauh tentang pengaruh kehadiran terumbu buatan terhadap lingkungan setempat baik fisik maupun biologis dan dampaknya baik untuk memulihkan ekosistem," kata dia.

Menurutnya, perlu regulasi dari Dinas Pariwisata untuk mengatur zonasi Pulau Tikus, untuk menentukan wilayah yang dapat dieksplorasi wisatawan dan wilayah konservasi untuk rehabilitasi ekosistem terumbu karang.

Pulau Tikus dengan daratan seluas 0,6 hektare ditopang habitat karang seluas 200 hektare. Pulau tak berpenghuni berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu ini berfungsi sebagai tempat berlindung nelayan saat cuaca buruk.

Pulau yang dapat diakses dengan perahu nelayan selama 60 menit ini juga menjadi salah satu tujuan wisata yang diminati wisatawan lokal dengan aktivitas utama yang ditawarkan adalah snorkeling.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017