Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong hingga saat ini masih menjadi sentra produksi kopi terbesar di Provinsi Bengkulu.
Posisi pada saat ini kedua kabupaten itu mampu menghasilkan kopi rata-rata 100 ton/hari, kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Riky Gunarwan dihubungi, Minggu.
Ia mengatakan, untuk mempertahankan dan meningkat produksi kopi masyarakat itu, pihaknya memprogramkan membagikan bibit unggul kopi rebusta.
Selain itu mengembangkan kopi stek terhadap petani kopi tersebut karena dengan pola kopi stek itu dapat meningkatkan produksi kopi rakyat.
Di dua wilayah itu saat ini juga tengah dikembangkan kopi jenis arabica varitas sigararutang dari Medan, sumatra utara karena lebih cepat berproduksi. Dalam usia tanam 19 bulan kopi tersebut mulai berbuah, sedangkan harganya lebih tinggi dari jenis kopi rebosta.
Bila kopi Robusta Rp16.000/kg, kopi Arabica varitas Sigararutang itu mencapai Rp20.000/kg.
"Kami mengharapkan harga kopi menjelang Ramadhan 2012 bisa naik, sehingga masyarakat bisa memiliki bekal untuk menjalankan ibadahnya," ujarnya.
Seorang pedagang pengumpul kopi di Kabupaen Kepahiang H zuardi Nata mengatakan, pasokan biji kopi dibelinya mencapai 50-60 ton/hari dengan harga rata-rata Rp16.000/kg.
Bila dikalkulasi produksi kopi dibeli puluhan pedagang pengumpul di wilayah itu setiap hari di atas 100 ton, jumlah itu meningkat dari sebelumnya rata-rata 60 ton/hari dalam kondisi musim panen.Untuk pemasarannya sebagian besar dibeli pedagang besar dari Lampung dan wilayah Sumsel, sedangkan di Bengkulu belum ada pengapalan khusus kopi, ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Posisi pada saat ini kedua kabupaten itu mampu menghasilkan kopi rata-rata 100 ton/hari, kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Riky Gunarwan dihubungi, Minggu.
Ia mengatakan, untuk mempertahankan dan meningkat produksi kopi masyarakat itu, pihaknya memprogramkan membagikan bibit unggul kopi rebusta.
Selain itu mengembangkan kopi stek terhadap petani kopi tersebut karena dengan pola kopi stek itu dapat meningkatkan produksi kopi rakyat.
Di dua wilayah itu saat ini juga tengah dikembangkan kopi jenis arabica varitas sigararutang dari Medan, sumatra utara karena lebih cepat berproduksi. Dalam usia tanam 19 bulan kopi tersebut mulai berbuah, sedangkan harganya lebih tinggi dari jenis kopi rebosta.
Bila kopi Robusta Rp16.000/kg, kopi Arabica varitas Sigararutang itu mencapai Rp20.000/kg.
"Kami mengharapkan harga kopi menjelang Ramadhan 2012 bisa naik, sehingga masyarakat bisa memiliki bekal untuk menjalankan ibadahnya," ujarnya.
Seorang pedagang pengumpul kopi di Kabupaen Kepahiang H zuardi Nata mengatakan, pasokan biji kopi dibelinya mencapai 50-60 ton/hari dengan harga rata-rata Rp16.000/kg.
Bila dikalkulasi produksi kopi dibeli puluhan pedagang pengumpul di wilayah itu setiap hari di atas 100 ton, jumlah itu meningkat dari sebelumnya rata-rata 60 ton/hari dalam kondisi musim panen.Untuk pemasarannya sebagian besar dibeli pedagang besar dari Lampung dan wilayah Sumsel, sedangkan di Bengkulu belum ada pengapalan khusus kopi, ujarnya.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012