Bengkulu (Antara) - Turis asal Jerman, James mengungkapkan kecemasannya atas kerusakan terumbu karang di sekitar perairan Pulau Tikus, pulau kecil tak berpenghuni yang menjadi salah satu objek wisata bahari Kota Bengkulu.

"Pulau ini sedang dalam bahaya, terumbu karang sudah rusak parah," kata James, usai melakukan "snorkeling" di Pulau Tikus, Senin.

James yang mencoba paket wisata Pulau Tikus yang disediakan salah satu biro wisata lokal mengatakan ingin menikmati pemandangan alam pesisir Pulau Tikus.

Ia bersama istrinya mengetahui objek wisata itu dari sejumlah buku perjalanan wisata dan mencari informasi lewat internet.

"Kami ingin menikmati lansekap pesisir ini, tapi cukup prihatin dengan kerusakan terumbu karangnya," kata dia.

Daratan Pulau Tikus seluas 0,6 hektare ditopang ekosistem terumbu karang seluas 200 hektare.

Akibat abrasi dan kerusakan lingkungan membuat pulau tak berpenghuni ini terus menyusut luas daratannya dari semula diketahui seluas dua hektare.

Beberapa tahun terakhir, Pulau Tikus menjadi salah satu objek wisata bahari andalan yang ditawarkan pengusaha biro wisata dengan harga paket mulai Rp150 ribu hingga Rp250 ribu.

Berbagai aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan di pulau berjarak 10 mil dari Kota Bengkulu itu antara lain "snorkeling", memancing, menyelam hingga selancar.

James yang mengelilingi pulau itu hanya dalam hitungan menit mengatakan selain kerusakan terumbu karang, sampah plastik yang berserakan di pulau itu juga berbahaya bagi lingkungan pesisir dan laut.

Feri Aurora, petugas menara suar Pulau Tikus mengatakan rehabilitasi terumbu karang Pulau Tikus telah diinisiasi anggota komunitas penyelam, Rafflesia Bengkulu Diving Center (RBDC).

"Kami bersama penyelam dari komunitas sudah membuat terumbu buatan dengan harapan dapat merehabilitasi karang yang rusak," katanya.

Sedangkan persoalan sampah, menurut dia sudah dikoordinasikan dengan seluruh pemilik jasa wisata untuk membawa kembali sampah mereka ke daratan Bengkulu.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017