Bengkulu (Antara) - Angka inflasi Provinsi Bengkulu menjadi salah satu perhatian Bank Indonesia karena berada di atas realisasi inflasi nasional maupun di Sumatera.

"Inflasi Bengkulu jadi perhatian BI pusat, hal ini terlihat dari angka triwulan I yakni pada 6,01 persen (year on year)," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Kamis.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dari inflasi nasional yang dicatat hanya pada 5,00 persen (yoy), dan bahkan pada triwulan II 2017 diprediksi inflasi Bengkulu akan berada pada angka 6,6 persen.

Sebenarnya kinerja tim pengendali inflasi daerah (TPID) cukup baik dalam menjaga angka inflasi, hal itu terlihat dari inflasi inti yang dicatat berada pada kisaran 2,5--3,5 persen saja.

"Yang membuat inflasi menjadi diatas 6,0 persen yakni tarif angkutan udara, hampir atau bahkan lebih dari setengah total angka inflasi disumbang transportasi udara," kata dia.

Sementara itu menurut Endang, daerah tidak memiliki kewenangan dalam mengatur tarif angkutan udara, hal ini yang menjadi dilema dalam menekan inflasi Bengkulu.

"Tarif batas bawah dan atas dari tiket pesawat ditentukan dari pusat. Maskapai jadi sesuka hati menentukan harga tiket," ucapnya

Hanya maskapai Garuda Indonesia yang memberikan wewenang lebih pada kantor perwakilannya di daerah, yakni berhak menentukan harga tiket.

"Untuk Garuda kita sudah koordinasi agar menentukan harga tiket tidak fluktuatif, dan mereka menyanggupi, kalau maskapai lain tidak bisa," katanya.

Ke depannya lanjut Endang diharapkan ada kebijakan khusus penentuan batas atas dan bawah harga jasa transportasi udara bagi daerah berkembang seperti Bengkulu.

"Kalau daerah padat penduduk atau tujuan wisata pengguna jasa transportasi udara cukup tinggi, akibatnya banyak maskapai yang buka rute ke daerah seperti itu," kata Endang.

Banyaknya maskapai akan memberikan persaingan sehat terhadap penentuan harga tiket, sehingga harganya cenderung lebih stabil.

"Kalau Bengkulu berbeda, tidak mungkin banyak maskapai, karena jumlah penduduknya hanya satu juta jiwa lebih, bukan pula daerah tujuan wisata," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017