Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia memprediksi perekonomian Provinsi Bengkulu triwulan II 2017 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni pada angka 5,74 persen (year on year).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Kamis menyebutkan pada triwulan I 2017 perekonomian hanya mampu tumbuh 5,21 persen.

"Di triwulan ini ada bulan puasa yang mendorong konsumsi lebih tinggi, sehingga perekonomian cukup membaik," kata dia.

Provinsi Bengkulu kata dia, merupakan salah satu daerah yang perekonomiannya bergantung pada sektor konsumsi, baik pemerintah maupun rumah tangga.

Penyebab triwulan I hanya tumbuh pada angka 5,21 persen juga karena konsumsi rumah tangga belum begitu membaik, dan yang paling utama yakni belum adanya dorongan dari konsumsi pemerintah.

Penyebabnya adalah belanja infrastruktur pada awal tahun biasanya belum terealisasi karena APBD masih dalam proses penganggaran di tingkat eksekutif dan legislatif.

"Bandingkan dengan triwulan IV 2016, di periode itu mampu tumbuh 5,56 persen. Kita berharap mulai triwulan II ini realisasi belanja daerah sudah mulai dikucurkan," ucapnya.

Meningkatnya angka konsumsi bukan berarti lanjut dia hanya memberikan dampak positif pada perekonomian, namun juga ada dampak negatifnya yakni naiknya angka inflasi.

Untuk mengatasi kenaikan inflasi ini, Menurut Endang perlu perhatian seluruh pihak terkait. "Boleh inflasi naik, tetapi tidak melonjak drastis atau tidak terkontrol, harus ada stabilitas, ini yang perlu diperhatikan," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017