Bengkulu (Antara) - Komunitas Mangrove Bengkulu berhasil menumbuhkan mangrove jenis pionir Rhizophora stylosa di daratan Pulau Tikus, Provinsi Bengkulu, untuk mengatasi abrasi atau pengikisan daratan pulau kecil seluas 0,6 hektare itu.

"Untuk pertama kali, mangrove berhasil tumbuh di Pulau Tikus yang tidak punya sejarah memiliki habitat mangrove," kata Koordinator Komunitas Bengkulu Riki Rahmansyah di Bengkulu, Kamis.

Riki yang baru kembali dari Pulau Tikus, pulau kecil berjarak 3 mil laut dari Kota Bengkulu mengatakan mangrove tersebut ditanam pada akhir Mei 2017. Ada sebanyak 500 bibit yang ditanam.

Percobaan penanaman mangrove dilakukan dengan metode penanaman dalam paralon atau dikenal dengan istilah "Riley Encased Methodology".

Pipa paralon sepanjang satu meter yang sudah dibelah ditancapkan sedalam mungkin ke dalam pasir bercampur karang, lalu bibit mangrove dimasukkan ke dalam paralon tersebut.

Riki mengatakan, paralon berfungsi menahan bibit sehingga tidak hanyut dibawa arus dan gelombang tinggi.

"Memang kendala terbesar menumbuhkan mangrove di pesisir pulau di tengah Samudera Hindia ini adalah gelombang dan arus yang menghanyutkan tanaman yang belum berakar," katanya.

Terkait pemilihan mangrove Rhizophora stylosa yang diperolah dari Pulau Enggano, dikarenakan jenis ini dapat mengembangkan akar tunjang atau "stilt root" untuk bertahan dari ganasnya gelombang.

Pulau Tikus memiliki peran strategis bagi masyarakat pesisir Bengkulu. Selain keberadaan menara suar yang memandu kapal-kapal saat berlayar di malam hari, pulau ini juga menjadi tempat berlindung para nelayan saat cuaca buruk melanda perairan Bengkulu.

Menurut Riki, salah satu cara mengamankan pulau dari gerusan ombak adalah membuat sabuk hijau berupa ekosistem mangrove.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017