Bukittingg (ANTARA Bengkulu) - Masakan khas Minang 'gulai itiak lado mudo' (gulai bebek cabai muda) di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, banyak diminati wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina dan Malaysia.
Pengelola rumah makan 'gulai itiak lado mudo' Kota Bukittinggi, Ikhlas, Kamis, menyebutkan, wisatawan mancanegera asal Cina dan Malaysia, ramai datang untuk makan 'gulai itiak lado mudo' setiap hari libur.
Menurut dia, biasanya wisatawan dari mancanegera itu datang dengan pemandu wisata, tapi sejak beberapa tahun terakhir wisman itu sudah langsung datang sendiri.
Dia menyebutkan, pada masa liburan sekolah saat ini peminat 'gulai itiak lado mudo' cukup banyak, yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
"Di tingkat domestik, paling banyak menyukai 'gulai itiak lado mudo' adalah wisatawan dari Pekanbaru, Riau," katanya.
Pada liburan sekolah, kata dia, omzet penjualan 'gulai itiak lado mudo' mencapai Rp7 juta per hari. Sedangkan di hari biasa hanya mencapai Rp3 juta per hari.
'Gulai itiak lado mudo' agar selalu enak, kata dia, berawal dari ketepatan memilih 'Itiak' (bebek,red) untuk dimasak. Menurut dia, biasanya, bebek yang dimasak adalah bebek muda, yaitu berumur sekitar enam bulan dimana dagingnya masih empuk.
Cara kerjanya, kata dia, setelah bebek dipotong, direndam air panas dan bulu-bulunya dicabuti. Untuk menghilangkan sisa bulu, bebek lalu dibakar.
Racikan bumbu dipakai yakni bawang merah, bawang putih, kunyit, dan lengkuas yang telah dihaluskan, serta cabai hijau dengan takaran per satu ekor bebek 0,5 kg.
"Daging bebek digodok bersama bumbu dan cabai selama satu hari satu malam atau selama 48 jam. Gulai bebek tidak menggunakan santan supaya rasa daging lebih segar," katanya.
Menurut dia, satu ekor bebek yang telah dimasak diantaranya dua dada, dua paha dan satu ampla tambah leher bebek dijual Rp110 ribu. Sedangkan per potong, seperti dada bebek dan paha bebek masing-masing dijual Rp25 ribu.
Pengelola rumah makan 'gulai itiak lado mudo' berlokasi di jalan Ngarai-Binuang, atau persis berada di bawah ngarai di Kota Bukittinggi, mengatakan, peminat dari luar Bukittinggi sangat banyak memesan 'gulai itiak lado mudo".
"Peminat memesan 'gulai itiak lado mudo' dari luar Bukittinggi dipaketkan yang dikirim melalui jasa pengiriman. Hampir tiap hari ada pemesan minta 'gulai itiak lado mudo' dipaketkan," kata dia. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Pengelola rumah makan 'gulai itiak lado mudo' Kota Bukittinggi, Ikhlas, Kamis, menyebutkan, wisatawan mancanegera asal Cina dan Malaysia, ramai datang untuk makan 'gulai itiak lado mudo' setiap hari libur.
Menurut dia, biasanya wisatawan dari mancanegera itu datang dengan pemandu wisata, tapi sejak beberapa tahun terakhir wisman itu sudah langsung datang sendiri.
Dia menyebutkan, pada masa liburan sekolah saat ini peminat 'gulai itiak lado mudo' cukup banyak, yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
"Di tingkat domestik, paling banyak menyukai 'gulai itiak lado mudo' adalah wisatawan dari Pekanbaru, Riau," katanya.
Pada liburan sekolah, kata dia, omzet penjualan 'gulai itiak lado mudo' mencapai Rp7 juta per hari. Sedangkan di hari biasa hanya mencapai Rp3 juta per hari.
'Gulai itiak lado mudo' agar selalu enak, kata dia, berawal dari ketepatan memilih 'Itiak' (bebek,red) untuk dimasak. Menurut dia, biasanya, bebek yang dimasak adalah bebek muda, yaitu berumur sekitar enam bulan dimana dagingnya masih empuk.
Cara kerjanya, kata dia, setelah bebek dipotong, direndam air panas dan bulu-bulunya dicabuti. Untuk menghilangkan sisa bulu, bebek lalu dibakar.
Racikan bumbu dipakai yakni bawang merah, bawang putih, kunyit, dan lengkuas yang telah dihaluskan, serta cabai hijau dengan takaran per satu ekor bebek 0,5 kg.
"Daging bebek digodok bersama bumbu dan cabai selama satu hari satu malam atau selama 48 jam. Gulai bebek tidak menggunakan santan supaya rasa daging lebih segar," katanya.
Menurut dia, satu ekor bebek yang telah dimasak diantaranya dua dada, dua paha dan satu ampla tambah leher bebek dijual Rp110 ribu. Sedangkan per potong, seperti dada bebek dan paha bebek masing-masing dijual Rp25 ribu.
Pengelola rumah makan 'gulai itiak lado mudo' berlokasi di jalan Ngarai-Binuang, atau persis berada di bawah ngarai di Kota Bukittinggi, mengatakan, peminat dari luar Bukittinggi sangat banyak memesan 'gulai itiak lado mudo".
"Peminat memesan 'gulai itiak lado mudo' dari luar Bukittinggi dipaketkan yang dikirim melalui jasa pengiriman. Hampir tiap hari ada pemesan minta 'gulai itiak lado mudo' dipaketkan," kata dia. (ANT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012