Rejang Lebong (Antara) - Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini menyiagakan tujuh unit mobil guna mengantisipasi bahaya kebakaran hutan dan lahan di daerah itu.

"Saat ini mulai masuk musim kamarau dan biasanya banyak petani memanfaatkannya untuk membuka lahan mereka untuk dijadikan kebun dengan cara dibakar. Cara ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kebakaran hutan," kata Kepala Damkar Rejang Lebong Sumardi di Rejang Lebong, Selasa.

Untuk mengantisipasi merebaknya kasus kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh aktivitas pertanian tersebut, pihaknya selain menyiagakan kendaraan operasional dan petugas lapangan juga akan menyebarkan surat imbauan yang akan ditujukan kepada 156 kepala desa dan lurah tersebar dalam 15 kecamatan.

Ia mengatakan imbauan untuk tidak melakukan pembakaran areal perkebunan yang akan dibuka menjadi lahan pertanian sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu karena jika terjadi akan sulit dipadamkan.

"Damkar Rejang Lebong saat ini masih terbatas dengan peralatan maupun personel guna melakukan pemadaman," ujarnya.

Peralatan yang dimiliki Damkar setempat terutama untuk selang air yang paling panjang mencapai 150 meter dan untuk bantuan penyemprotan dengan mobil paling jauh 200 meter, namun mobilnya juga sudah tidak bisa dipakai karena sudah rusak.

Sebelumnya Komandan Kodim 0409 Rejang Lebong Letkol Kav Hendra S Nuryahya pada awal Agustus lalu menyebutkan dua titik api terpantau di Kecamatan Padang Ulak Tanding yang berbatasan langsung dengan Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan.

Dua titik api kebakaran hutan dan lahan itu berhasil dipadamkan oleh warga dan petugas TNI di lapangan. Pihaknya telah menerjunkan para petugas Babinsa guna menyosialisasikan larangan pembakaran hutan dan lahan. ***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017