Mukomuko (Antara) - Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta pemerintah daerah setempat merehabilitasi sempadan Sungai Manjuto yang rusak akibat ditanami kelapa sawit.
"Kerusakan sempadan sungai perlu penanganan dengan melakukan kegiatan rehabilitasi sempadan sungai yang rusak," kata Kepala UPTD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Bustari di Mukomuko, Minggu.
Sebagian sempadan Sungai Manjuto di daerah itu rusak akibat ditanami kelapa sawit oleh perusahaan perkebunan di daerah itu.
Ia menyatakan, salah satu penyebab debit air irigasi yang berasal dari Sungai Manjuto turun karena kerusakan sempadan sungai di daerah itu. Selain kerusakan hutan yang berada di hulu Sungai Manjuto.
Menurut dia, kalau kerusakan sempadan sungai di daerah tersebut tidak segera direhabilitasi, maka dampak jangka panjangnya terhadap areal persawahan milik petani setempat.
"Berapa banyak sawah petani yang terancam kekeringan karena berkurangnya debit air irigasi di daerah itu," ujarnya.
Debit air irigasi yang berasal dari Sungai Manjuto saat musim panas selama ini mengalami penurunan drastis, yakni lebih 100 persen dari 6.000 liter per detik menjadi 2.500 liter per detik.
Menurut dia, penurunan debit air irigasi sebesar itu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pengairan tanaman padi sawah milik petani di daerah tersebut. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017
"Kerusakan sempadan sungai perlu penanganan dengan melakukan kegiatan rehabilitasi sempadan sungai yang rusak," kata Kepala UPTD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Bustari di Mukomuko, Minggu.
Sebagian sempadan Sungai Manjuto di daerah itu rusak akibat ditanami kelapa sawit oleh perusahaan perkebunan di daerah itu.
Ia menyatakan, salah satu penyebab debit air irigasi yang berasal dari Sungai Manjuto turun karena kerusakan sempadan sungai di daerah itu. Selain kerusakan hutan yang berada di hulu Sungai Manjuto.
Menurut dia, kalau kerusakan sempadan sungai di daerah tersebut tidak segera direhabilitasi, maka dampak jangka panjangnya terhadap areal persawahan milik petani setempat.
"Berapa banyak sawah petani yang terancam kekeringan karena berkurangnya debit air irigasi di daerah itu," ujarnya.
Debit air irigasi yang berasal dari Sungai Manjuto saat musim panas selama ini mengalami penurunan drastis, yakni lebih 100 persen dari 6.000 liter per detik menjadi 2.500 liter per detik.
Menurut dia, penurunan debit air irigasi sebesar itu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pengairan tanaman padi sawah milik petani di daerah tersebut. ***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017