Bengkulu (Antara) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa sebanyak 65 persen uang kartal yang beredar di Kabupaten Mukomuko dalam kondisi lusuh.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Jumat, menyebutkan, hal tersebut akibat dari jarak daerah itu ke ibu kota provinsi cukup jauh yakni sekitar 270 kilometer.

"Jadi biaya distribusi uang kartal bagi perbankan yang ada di sana sangat besar, uang diantar melalui perjalanan darat," kata dia. 


Perbankan di Mukomuko akhirnya tidak bisa setiap saat menukarkan pecahan tak layak edar ke kantor cabang masing-masing bank di Kota Bengkulu.

Oleh karena itu, lanjut dia uang lusuh masih tetap beredar dan bertahan di tengah masyarakat sebagai alat transaksi tunai yang sah. 

"Oleh karena itu kami membuka program kas titipan di Mukomuko, pengelolanya Bank Bengkulu. Jumlah pengiriman perdana pada 26 Oktober 2017 sebesar Rp75 miliar," kata dia lagi.

Dengan kas titipan ini perbankan setempat kata dia tidak akan lagi kesulitan dalam menyerap uang lusuh masyarakat dan menukarnya dengan pecahan baru.

"Nanti kami secara rutin kirim pecahan baru dan yang lusuh tak layak edar kami tarik untuk dimusnahkan, dengan ini kami bisa menekan tingkat uang lusuh di Kabupaten Mukomuko," ujarnya.

Berkurangnya uang tak layak edar sebagai alat transaksi tunai di tengah masyarakat, tentu akan memberi nilai positif cukup baik untuk perekonomian daerah, katanya. ***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017