Bengkulu (Antara) - Pemerintah Kota Bengkulu melakukan pembinaan bagi sejumlah pedagang kaki lima untuk diproyeksikan mampu menjadi pedagang besar.

Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, di Bengkulu, Sabtu, menegaskan meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan daya saing lebih tepat untuk menata PKL daripada melakukan tindakan represf.

"Kita tidak pernah menginginkan tindakan represif, mereka hanya butuh pembinaan dari keterbatasan yang mereka miliki," kata dia lagi.

Salah satu permasalahan yang terus membelit pedagang kaki lima, lanjut Helmi, yakni keterbatasan dalam mendapatkan biaya modal, kalau pun dapat jumlahnya tidak mampu meningkatkan usaha perdagangan mereka.

Bahkan tidak jarang, para PKL terjerat rentenir, hal ini menurutnya malah akan memperburuk kondisi perekonomian dan modal para pedagang.

"Kita punya bank-bank yang berpihak kepada pedagang kecil melalui kredit usaha rakyat atau KUR, kita juga punya program satu miliar satu kelurahan atau Samisake," ujar dia lagi.

Bahkan melalu program kredit usaha rakyat, pedagang bisa mendapatkan modal dengan bunga rendah, jumlah pinjamannya pun bisa mencapai Rp25 juta.

"Sudah menjadi tugas pemerintah dalam membuka akses informasi permodalan, semoga ke depannya kita melihat mereka tumbuh menjadi pedagang besar bukan PKL lagi," ujarnya.

Namun belum seluruh pedagang kaki lima yang mendapatkan program pembinaan, karena jumlahnya yang mencapai ribuan.

Kali ini pembinaan diberikan untuk 74 pedagang yang berasal dari pasar tradisional Pagar Dewa, Pasar Barukoto, Pasar Minggu, dan PKL objek wisata Pantai Panjang.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017