Bengkulu (Antara) - Bank Indonesia meyakini inflasi Provinsi Bengkulu pada kuartal pertama 2018 bisa di bawah atau berada pada angka 3,5 persen (year on year).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra di Bengkulu, Selasa, memnyebutkan, angka inflasi berada di posisi cukup rendah dikarenakan pertumbuhan konsumsi masyarakat yang baru akan pulih setelah hari besar dan liburan di akhir 2017.

"Selain itu transportasi udara yang selama ini menyumbang inflasi terbesar, kini mulai membaik, seperti yang diperlihatkan data inflasi untuk pesawat selqma ini mencapai 13 persen dan setelah penambahan rute penerbangan, kini turun hampir setengahya," kata dia.

Walaupun inflasi cukup terkendali, Bank Indonesia terus merekomendasikan pemerintah daerah agar tetap mengontrol disribusi bahan pokok dan kontinuitas pertanian setampat.

Apalagi memasuki kuartal kedua 2018 konsumsi masyarakat akan melonjak tinggi, sebab bertepatan dengan liburan sekolah, memasuki tahun ajaran baru, bulan Ramnadhan serta Lebaran Idul Fitri.

"Kekurangan atau kelangkaan komoditas di pasaran, akan menyebabkan inflasi didorong ke angka yang lebih tinggi. Kita berharap pada kuartal pertama atau awal kuartal kedua sudah ada panen raya," ucapnya.

Ada beberapa daerah yang perlu terus dikembangkan pemerintah daerah menjadi sentra pertanian, seperti Kabupaten Bengkulu Utara, Seluma, dan Mukomuko yang menjadi sentra pertanian padi, di Kabupaten Rejang Lebong menjadi sentra sayuran, cabai dan tomat.

"Satu lagi yang kami rekomendasikan yakni agar Bengkulu bisa menjadi sentra pertenakan di mana saat ini bahkan Pulau Sumatera defisit pasokan komoditas daging, kondisi alam Bengkulu sangat mendukung sekali untuk itu," ujarnya.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017