Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Harga karet asalan di tingkat petani di Provinsi Bengkulu masih bertahan pada kisaran antara Rp6.000 hingga Rp7.000/kg.

"Sudah tiga pekan ini harganya belum membaik, masih bertahan rendah sehingga petani mengeluh," kata Ketua Kelompok Tani Harapan Bunda Desa Sungai Ipuh Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, Nurjanah, di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, dengan harga rendah tersebut, sebagian petani tidak mengambil getah karet, apalagi saat ini memasuki musim hujan di wilayah itu. Namun, sebagian tetap memanen getah karet mereka untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan.

Sebelumnya, kata dia, petani di kecamatan itu menikmati harga karet sebesar Rp12.000 hingga Rp15.000/kg. "Kalau pengakuan dari pengumpul, harga karet masih rendah karena dipengaruhi harga global," katanya.

Ia mengharapkan pemerintah melakukan intervensi untuk menstabilkan harga karet di tingkat petani, sebab dengan harga murah itu sebagian lahan karet beralih menjadi kebun sawit.

Pedagang pengumpul Jasarudin mengatakan, harga pekan ini berkisar antara Rp7.000 hingga Rp8.500/kg, bergantung kualitas getahnya. "Kalau getahnya sudah kering bisa dibeli Rp9.000/kg, tapi sebagian besar petani karet menjual dalam kondisi basah," katanya.

Ia mengharapkan, menjelang Lebaran 2012 harga makin membaik sehingga petani lebih semangat memanen getah karet mereka. Menurut dia, harga karet di tingkat petani di luar Bengkulu hingga saat ini rata-rata di atas Rp14.000/kg, sedangkan di Bengkulu pernah menyentuh angka Rp5.500 beberapa pekan lalu.

Seorang petani karet di Kabupaten Bengkulu Tengah Arpan mengaku belum menjual produksi secara besar-besaran sebab harga masih rendah. "Kami belum produksi optimal, menunggu harga membaik, saat ini hanya menjual untuk kebutuhan dapur," katanya.(rni).

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012