Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mendukung gerakan aktivis lingkungan dan mahasiswa yang bergabung dalam Aliansi Tolak Paru Hitam untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi buruh perempuan pemilah batu bara yang rawan terkena penyakit paru-paru hitam (blacklung disease).

"Prinsipnya kami mendukung gerakan ini untuk kemaslahatan masyarakat banyak, khususnya pekerja di stockpile batu bara," kata Rohidin saat menerima perwakilan anggota Aliansi Tolak Paru Hitam di Kantor Gubernur Bengkulu, Kamis.

Pertemuan itu membahas persoalan serta ancaman yang mengintai para buruh pemilah batu bara yang setiap hari bekerja di antara debu-debu batu bara.

Diketahui, dalam jangka panjang, menghirup debu batu bara menjadi penyebab utama penyakit pneumoconiosis atau paru-paru hitam.

Gubernur pun menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk memantau ke lapangan untuk memastikan para buruh perempuan itu bekerja dengan alat pelindung diri yang standar.

Koordinator Aliansi Tolak Paru Hitam, Feni Oktavera mengatakan sebanyak 150 orang buruh perempuan bekerja di area penumpukan batu bara di kawasan Pelabuhan Pulau Baai.

Mereka bertugas memisahkan batu sungai atau napal dari tumpukan batu bara yang diserarak di stockpile tersebut.

?Alat pengaman diri yang dipakai ibu-ibu itu jauh dari standar, bahkan banyak yang tidak menggunakan alat penutup hidung dan mulut, kata Feni.

Karena itu, Staf Kajian dan Kampanye Kanopi Bengkulu ini meminta pemerintah daerah mengeluarkan semacam kebijakan yang mewajibkan perusahaan menyediakan alat pelindung diri yang standar untuk digunakan para buruh.

Anggota aliansi lainnya, Nurkholis Sastro mengatakan selain persoalan yang dihadapi ibu-ibu pemilah batu bara, ada ancaman lain yang mengintai seluruh warga Kota Bengkulu bila pembangkit listrik tenaga uap (PPLTU) batu bara di Kelurahan Teluk Sepang berkapasitas 2 x 100 Megawatt beroperasi.

"Polutan yang dilepas dari pembakaran batu bara akan mencemari udara yang kita hirup dengan logam berat yang menimbulkan bermacam penyakit," ucapnya.

Aliansi Tolak Paru Hitam merupakan wadah para aktivis lingkungan, kesehatan dan mahasiswa untuk menyuarakan ancaman batu bara dan pembakaran debu batu bara dari pengembangan energi kotor batu bara.***4***

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018