Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Bank Indonesia memprediksi inflasi Provinsi Bengkulu sedikit terdorong pada kuartal II 2018 dan diperkirakan angka tertingginya berada pada 3,9 persen (year on year).

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra, di Bengkulu, Rabu, menyatakan walaupun terdorong naik, namun angkanya masih dalam kendali.

"Posisi 3,5 hingga 3,9 persen masih cukup baik, dan lebih positif jika dibandingkan periode sebelumnya pada 2017 yang berada pada 5,9 persen (yoy)," kata dia.

Inflasi Bengkulu sedikit terdorong naik dari kuartal pertama 2018 yang diprediksi berada pada 3,1 hingga 3,4 persen (yoy) ini, lanjut Endang, karena adanya hari besar seperti Ramadan, Lebaran serta libur sekolah.

Konsumsi masyarakat pada kondisi ini selalu meningkat, sehingga menekan pasokan barang dan jasa sebab permintaan pada periode tersebut jauh lebih tinggi dari kondisi normal, tentu akibatnya membuat sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga, katanya pula.

"Apalagi pada kuartal II juga ada perhelatan Pilkada 2018, namun walaupun begitu inflasi tidak akan melonjak drastis," ujarnya lagi.

Angkanya tetap stabil, ujar Endang, karena selama ini komoditas terbesar yang berpengaruh besar terhadap inflasi sesungguhnya adalah sektor transportasi udara.

"Sebelum dibuka rute baru, hampir setengah angka inflasi, sumbangan dari transportasi udara," kata dia.

Namun setelah dibuka beberapa rute baru penerbangan Bengkulu sejak kuartal III 2017, harga tiket pesawat menjadi lebih bersaing dan stabil.

"Terlihat juga pengaruhnya pada inflasi sebelumnya berada pada rentang 5,0 hingga 6,0 persen (yoy), setelah ada rute baru menjadi lebih baik, berada pada 3,0 hingga 4,0 persen (yoy)," ujarnya pula.

Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018