Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Aktivis lingkungan dari Kanopi Bengkulu mendesak pemerintah daerah menerbitkan surat edaran bagi perusahaan batu bara di area penumpukan atau "stockpile" Pelabuhan Pulau Baai untuk menyediakan alat pelindung diri berupa masker standar bagi pekerja yang didominasi perempuan.

?Alat pelindung standar ini sangat mendesak untuk para pekerja pemilah batu bara di area penumpukan ini,? kata Staf Kajian dan Kampanye Kanopi Bengkulu, Feni Oktavera di Bengkulu, Minggu.

Saat membagikan masker standar yang diadakan Kanopi Bengkulu lewat penggalangan dana publik, Feni mengatakan para pekerja perempuan selama ini menggunakan serbet dan jilbab mereka untuk melindungi diri dari debu batu bara.

Alat pelindung diri tersebut sama sekali tak mampu melindungi pekerja perempuan tersebut sehingga setiap hari mereka terpapar debu batu bara yang masuk ke tubuh melalui mulut dan hidung.

?Batu bara bila dihirup dalam jangka lama akan menyebabkan penyakit paru-paru hitam atau pneumoconiosis,? kata Feni.

Para pekerja perempuan di area penumpukan batu bara itu lanjut dia sudah bekerja bertahun-tahun, bahkan ada yang sudah bekerja selama delapan tahun.

Kanopi lanjut Feni sudah bertemu dengan Pelaksana Tuga Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah untuk menyampaikan ancaman kesehatan yang mengintai sebanyak 150 orang pekerja perempuan di Pelabuhan Pulau Baai itu.

?Plt gubernur berjanji akan menerbitkan surat edaran kepada pihak perusahaan pemilik `stockpile? tapi sampai saat ini belum ada titik terang,? kata dia.

Pembagian masker standar yang dilakukan Kanopi lanjut Feni telah berlangsung selama satu bulan terakhir. Masker dibagikan sekali dalam dua hari sebab masa pakai masker tersebut hanya mampu untuk dua hari kerja.

Dalam satu bulan tersebut, sebanyak 700 masker telah dibagikan kepada para pekerja perempuan yang bekerja di beberapa ?stockpile?.

Lia salah seorang pekerja perempuan pemilah batu bara mengatakan sangat terbantu dengan masker yang dibagikan para aktivis lingkungan itu.

?Awalnya sedikit sulit bernafas tapi setelah terbiasa jadi enak dan tidak sesak lagi sepulang kerja seperti yang saya alami selama ini kalau pakai serbet,? kata dia.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018