Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Sejumlah pejabat Provinsi Bengkulu turut serta dalam patroli perairan Samudera Hindia Barat Bengkulu menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kurau-856 yang dioperasikan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) Sumatera Barat.

"Kami berkesempatan mengikuti patroli perairan untuk memastikan tidak ada lagi kapal trawl yang beroperasi," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Novian Andusti di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan kehadiran KRI Kurau-856 di perairan Bengkulu untuk meningkatkan pengawasan perairan dari penggunaan alat tangkap terlarang.

Kehadiran kapal perang tersebut juga untuk mengantisipasi konflik antara nelayan tradisional dengan nelayan yang selama ini menggunakan pukat harimau atau trawl.

Sekda pun didaulat menyambut kedatangan KRI Kurau yang dikomandoi Mayor Laut (P) Avissema Herlambang.

Sebelum berlayar, pejabat daerah dan seluruh prajurit menggelar kopi pagi di atas kapal perang tersebut.

Usai kopi pagi bersama, patroli bersama dimulai dengan berlayar menuju perairan Pulau Tikus, berjarak 5 mil dari pesisir Kota Bengkulu.

"Situasi di perairan Bengkulu kondusif dan kami bertemu dengan sejumlah kapal nelayan yang baru pulang melaut," katanya.

Andusti menambahkan, persoalan trawl seharusnya sudah bisa diakhiri setelah para nelayan mendapat kesempatan memilih alat tangkap difasilitasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Sebanyak tujuh orang perwakilan nelayan dari Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko yang selama ini menggunakan trawl telah berangkat ke Jakarta untuk memilih alat tangkap ramah lingkungan untuk mengganti trawl.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018